REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kapolda Kalbar Brigjen (Pol) Arief Sulistyanto menyatakan, kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Brigadir Petrus Bakus dengan cara memutilasi dua anak kandungnya, Febian (5) dan Amora (3) diduga berawal dari cemburu.
"Berdasarkan fakta-fakta dan keterangan istrinya Windri Hairin Yanti, dalam dua minggu terakhir pelaku sering marah-marah, setelah istrinya menuding pelaku selingkuh yang berawal dari masuknya pesan singkat ke handphone pelaku dari seorang perempuan," kata Arief Sulistyanto, Senin (29/2).
Sang istri pun menuduh Petrus berselingkuh. Di lain pihak, Petrus pun ternyata cemburu pada istrinya yang sehari-hari membantu mencari tambahan penghasilan dengan menerima pesanan kue ulang tahun.
"Kemana-mana istrinya selalu diawasi oleh orang suruhan pelaku. Istrinya menjadi tidak senang karena sudah tidak ada saling percaya. Dampaknya istrinya minta cerai yang terjadi dua minggu sebelum kasus pembunuhan tersebut," ungkapnya.
Pelaku pun menjadi pemarah. Bahkan, berdasarkan pengakuan sang istri, kedua anaknya pernah memberitahukan pelaku akan membunuhnya. Sayangnya, hal tersebut tidak ditanggapi.
"Menurut pengakuan istrinya, pelaku selama seminggu ini terlihat marah-marah dan seperti mengusir orang tetapi yang diusir sebenarnya tidak ada. Hal itu sudah diantisipasi dengan berkonsultasi dengan romo di Gereja," ujarnya.
(Baca juga: KPAI Sebut Kasus Mutilasi Anak di Luar Logika)