REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak hal yang dapat mengganggu pasokan air bersih di Jakarta. Salah satunya adalah pertumbuhan populasi masyarakat itu sendiri.
Meski demikian, salah satu operator air bersih PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) mengatakan pihaknya banyak melakukan inovasi untuk meminimalisir hal tersebut.
"Kami banyak berinvestasi dalam inovasi baik untuk menambah air baku maupun untuk menjaga penyaluran air," kata Meyritha Maryanie kepala divisi Corporate Communication dan Social Responsibility PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) kepada Republika.co.id belum lama ini dalam keterangan tertulis.
Salah satu contohnya adalah dengan berinvestasi dalam pengolahan air lewat Moving Bed Biological Reactor atau disingkat MBBR.
Teknologi ini menggunakan meteor sebagai media tumbuhnya mikroorganisme alami, yang memakan polutan yang terdiri dari zat amonium, deterjen, besi dan mangan.
Teknologi ini merupakan yang pertama diaplikasikan di Asia Tenggara. Sekarang ada di Instalasi Pengolahan Air kami yang berlokasi di Pejompongan dan Cilandak.
Kemudian yang kedua, PALYJA juga berinvestasi dalam teknologi yang dapat mendeteksi kebocoran melalui metode gas helium, dimana gas tersebut di injeksikan ke dalam salah satu pipa dan akan berbunyi jika ada kebocoran. Implementasi gas helium di Jakarta merupakan implementasi pertama yang terbesar di dunia.
"Kami percaya bahwa implementasi teknologi yang inovatif serta pembentukan sistem pengelolaan air yang kuat akan memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi warga Jakarta. Maka dari itu kami akan terus berinovasi agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi warga Jakarta," tutup dia.