Kamis 03 Mar 2016 20:24 WIB

Zulkifli Hasan: Kader Jangan Khianati Partai

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan membuka Latihan Kader Amanat Utama ke-21 di Sentul Bogor, Jawa Barat. Jumat (26/2).(Republika/Musiron)
Foto: Republika/ Musiron
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan membuka Latihan Kader Amanat Utama ke-21 di Sentul Bogor, Jawa Barat. Jumat (26/2).(Republika/Musiron)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan mengajak para kader partai berlambang matahari itu untuk tidak mengkhianati sejarah berdirinya partai tersebut.

"PAN lahir di tengah-tengah maraknya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) sebagai partai yang memberikan semangat baru kepada masyarakat Indonesia," katanya di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) PAN IV Sumbar, Kamis (3/3).

Ia menjelaskan PAN merupakan partai yang lahir karena kekecewaan dan mengusung niat mulia agar pemerintah melaksanakan reformasi ke arah yang lebih baik.

"Untuk itu kader-kader PAN jangan sekali berkeinginan apalagi melaksanakan hal-hal yang mengkhianati sejarah partai seperti ikut menjadi aktor dalam praktik KKN," tambah dia.

Ia menerangkan, baik buruknya citra partai ditentukan oleh kadernya apalagi kader yang terpilih menjadi anggota legislatif ataupun eksekutif.

"Semakin amanah kader PAN kepada masyarakat maka akan semakin tinggi kepercayaan masyarakat terhadap partai ini dan tentu posisi PAN bukan nomor lima terbesar di Indonesia namun bisa menjadi nomor satu," katanya.

Ia menyebutkan kader PAN yang dipercaya menduduki jabatan di legislatif dan eksekutif merupakan orang-orang yang dipercaya partai dan masyarakat untuk melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.

"Jabatan bukan ajang untuk membanggakan diri namun merupakan tugas yang harus dilaksanakan semaksimal mungkin," sebut dia.

Ia mengatakan bagi kader yang dipercaya rakyat melalui proses pemilu untuk menjalankan tugas sepenuh hati dan ikhlas guna kebaikan partai ke depannya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement