Rabu 09 Mar 2016 13:26 WIB

Turis Asing Ini Sudah Memburu Lima Kali Gerhana Matahari

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Fenomena Gerhana matahari total terlihat di Benteng Tolukko, Maluku Utara, Rabu (9/3).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Fenomena Gerhana matahari total terlihat di Benteng Tolukko, Maluku Utara, Rabu (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jutaan orang di seluruh wilayah Indonesia dan Pasifik dapat meikmati fenomena gerhana matahari total, Rabu (9/3). Pada pukul 06.19 waktu setempat,  gerhana matahari total terlihat di Indonesia dan Pasifik Tengah. Indonesia merupakan satu-satunya negara yang dapat menikmati fenomena tersebut.

Di provinsi Belitung, Indonesia, banyak orang berkumpul di pantai dan saksi mata mengatakan hal itu adalah pengalaman ajaib. Sedangkan di bagian wilayah Australia dan Asia timur, hanya sebagian yang mengalaminya.

Cina selatan, Asia Tenggara, Australia, Hawaii dan Alaska jadi wilayah yang mengalami gerhana matahari parsial. Sejak sebelum fajar, sekitar 200 orang berkumpul di Pantai Olivia untuk menyaksikan gerhana. Sekitar 30 wisatawan asing berada di kerumunan.

Salah satunya adalah Wilma dari Belanda, yang merupakan pemburu gerhana matahari dan mengaku telah melihat gerhana matahari sebanyak lima kali. Dia mengatakan bahwa ketika gerhana terjadi, suatu perasaan damai datang dan dia tidak mendengar adanya suara.

"Itu adalah pengalaman ajaib,’’ katanya seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (9/3).

Ketika gerhana matahari mulai terjadi, kerumunan orang-orang bersorak dan kemudian merasa kagum. Orang-orang mengambil foto, sementara yang lain hanya menyaksikan dengan takjub. Kemudian ketika selesai, orang bertepuk tangan diam-diam. Itu adalah pengalaman yang luar biasa.

Para astronom menyarankan untuk tidak melihat langsung matahari dengan mata telanjang, atau melalui teleskop. Para ahli merekomendasikan melihatnya menggunakan kamera, atau kacamata khusus gerhana. Gerhana total mulai pukul 00.15 GMT, dengan momen bayangan maksimum pada 01.59 GMT.

Untuk pengamat gerhana luar daerah ini, sejumlah lembaga astronomi menjadi tuan rumah streaming langsung fenomena tersebut. Para ilmuwan di NASA mengatakan, mereka berencana untuk menggunakan peristiwa tersebut untuk belajar fisika surya.

Dari Indonesia, mereka akan menggunakan alat yang disebut kamera polarisasi untuk menangkap 59 eksposur matahari hanya dalam waktu tiga menit.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement