REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyebut, kenaikan harga beras Rp 400 per kilogram di tingkat konsumen utamanya disebabkan upaya pemangkasan rantai pasok yang masih berproses. Ia meyakinkan harga beras mahal bukan disebabkan pasokannya yang minim.
"Produksi cukup, kita jamin," kata dia dalam konferensi pers Penyerapan Beras Petani, Kamis (10/3). Ia menyebut, Kementan pada panen Februari 2016 akan memeroleh capaian produksi 5,3 juta ton beras.
Berlanjut pada Maret 2016 diperkirakan 15-17 juta ton beras. Produksi berlimpah mengingat kebutuhan beras nasional hanya berkisar 2,6 juta ton.
Oleh karena itu, salah satu fokus Kementan yakni menyerap gabah petani sebanyak-banyaknya serta menjaga agar harga gabah tidak jatuh.
Kementan membentuk tim yang diketuai langsung oleh Mentan dan beranggotakan seluruh stakeholder di antaranya Bulog dan Kemendag.
Ia menargetkan semua anggota sinergi bekerja sama menyerap gabah petani hingga 3,4 juta ton hingga Mei 2016. "Kita hilangkan ego sektoral, pasti bisa," lanjutnya. Ia menegaskan, panen raya merupakan momentum pemerintah menyerap beras petani sebanyak-banyaknya.
Mentan menyebut Kementan dan Bulog bak saudara kembar. Bentuk kerja sama penyerapan di antara keduanya yakni Kementan membantu menyokong kerja Bulog melalui kepala dinas di masing-masing daerah. Bulog telah memiliki tim khusus dari TNI guna mengawal proses penyerapan terhindar dari penyelewengan.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyebut, tidak ada trik khusus dalam penyerapan beras di momen panen raya 2016. Yang ada yakni penajaman sinergi dengan petani.
"Kita juga dikawal KPPU artinya semua melakukan pengawalan, kita lakukan real time online BRI siap backup setiap saat," katanya.
Persediaan beras bulog per hari ini yakni 1,4-1,5 juta ton. Akan ada penyaluran 2,7 juta ton untuk beras sejahtera dan penyerapannya diagendakan sebanyak 4 juta ton. Ia optimis mengumpulkan beras 3,9 juta ton bukan hal sulit jika dikerjakan bersama-sama.