REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON -- Kegempaan vulkanik Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara mulai menurun setelah statusnya ditingkatkan menjadi siaga level III pada 8 Maret 2016.
"Dari jumlah gempa menurun, tapi dari kumulatif energi tetap bertambah karena gempa masih terjadi," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Farid R Bina, Kamis.
Menurut dia, peluang terjadinya letusan masih ada. Namun bila hal itu terjadi, erupsinya tidak besar.
"Kami tetap mengharapkan warga tidak memasuki radius bahaya 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan, begitu pun dengan para pendaki," katanya.
Dia menjelaskan, pada pukul 06.00 - 12.00 WITA kondisi visual salah satu gunung api berstatus siaga di Sulut ini berkabut dengan asap kawah putih tipis hingga sedang setinggi 25 - 50 meter.
Sedangkan, kegempaan vulkanik terekam satu kali tektonik jauh (TJ) dengan amplitudo maksimul 24 milimeter berdurasi 75 detik, lima kali vulkanik dangkal (VB) dengan amplitudo maksimum 5 - 15 milimeter berdurasi tiga sampai enam detik, serta tremor 0,5 - 4,0 milimeter dominan 1,0 milimeter.
Selanjutnya, pada pukul 06.00 - 12.00 WITA secara visual teramati kondisi gunung tampak jelas dengan asap kawah berwarna putih tipis - sedang setinggi 25 - 75 meter
Terekam juga satu kali tektonik jauh dengan amplitudo maksimun 36 milimeter selama 48 detik, lima kali vulkanik dangkal dengan amplitudo maksimun 3,0 - 11 milimeter selama tiga sampai tujuh detik dan tremor dengan amplitudo maksimul 0,5 - 4,0 milimeter dominan 4,0 mm.
"Setelah statusnya dinaikkan menjadi siaga rata-rata kegempaan dalam sehari mencapai 100 kali, tapi sekarang mulai menurun," katanya.
Meskipun terjadi penurunan aktivitas kegempaan, kata dia, namun pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi masih menetapkan status siaga pada level III.