Rabu 16 Mar 2016 17:59 WIB

Pemerintah Didesak Bubarkan Densus 88

Rep: Edy Setyoko/ Red: Ilham
Jenazah terduga teroris Siyono saat diangkat dengan kurung batang.
Foto: Antara
Jenazah terduga teroris Siyono saat diangkat dengan kurung batang.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Misteri kematian terduga teroris Siyono (34 tahun) masih berbuntut panjang pada reaksi pelbagai pihak yang menyoal kinerja aparat kepolisian. Kelompok yang menamakan diri Mahasiswa Moslem Soloraya mendesak pemerintah membubarkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.

Desakan pembubaran Densus 88 Antiteror dilancarkan Mahasiswa Moslem Soloraya dalam aksi unjuk rasa di Bundaran Gladag atau pintu masuk Alun-Alun Keraton Kasunanan Surakarta, Rabu (16/3). Ratusan mahasiswa dari pelbagai perguruan tinggi itu satu suara; bubarkan Densus 88 Anti Teror.

Ratusan mahasiswa berteriak histeris agar pemerintah secepatnya membubarkan Densus 88 Antiteror. ''Densus 88 bubarkan, bubarkan, bubarkan. Densus 88 harus diadili, diadili. Harus diadili,'' teriak seorang pengunjuk rasa lewat pengeras suara megaphone.

Siyono meninggal di tangan Densus 88 pada pekan lalu. Polisi mengklaim, warga Dukuh Brengkungan, RT 11, RW 05, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jateng, itu terbunuh karena melawan.

Sambil membawa spanduk dan mengibarkan bendera, massa aksi menggelar orasi terbuka di bawah sengatan terik matahari. ''Densus 88 Antiteror telah membunuh begitu banyak orang tanpa proses pengadilan. Nyawa-nyawa melayang tanpa alasan yang jelas. Pembunuhnya tidak pernah diproses melalui prosedur hukum yang jelas," kata koordinator aksi, Rachmadi.

Mahasiswa Moslem Soloraya juga menuduh Densus 88 sebagai penjajah dan kaki tangan asing yang ingin melemahkan Islam. Karena itu, mereka meminta pemerintah untuk segera melakukan pembubaran terhadap Densus 88 Antiteror.

Selain itu, pemerintah diminta segera memeriksa dan mengaudit setiap kasus yang dilakukan Densus 88. Selama ini, kata Rachmadi, Densus 88 dinilai tidak beres dalam menangani kasus terorisme di Tanah Air.

Mahasiswa Moslem Soloraya siap melakukan audiensi dengan pemerintah terkait tuntutan pembubaran ini. ''Selain itu, kita juga akan menyerahkan surat kepada Presiden Joko Widodo untuk membubarkan dan mengadili Densus 88,'' kata Rochmadi.

Pengamanan aksi Mahasiswa Moslem Soloraya kali ini berbeda dengan kebiasaan. Aksi ini mendapatkan pengamanan ekstraketat dibanding dengan aksi lain.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement