REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta stasiun televisi nasional lebih selektif memilih artis dalam setiap tayangan live. Bagi artis yang seringkali tidak mengindahkan arahan produser dan P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran) KPI meminta artis tersebut tidak dipakai di tayangan live.
Wakil Ketua KPI Idy Muzayyad menilai seharusnya stasiun televisi sudah bisa memperkirakan mana artis yang berpotensi melanggar aturan saat live dan mana yang tidak. "Kalau ada artis yang memiliki potensi melanggar aturan dan pedoman penyiaran saat live ada baiknya tidak digunakan kembali," katanya kepada Republika.co.id, Senin (21/3).
Sejak awal tentu artis tersebut telah dilakukan screening, tapi kalau dalam perkembangannya sering ditemukan improvisasi artis yang membahayakan, menurut Idy produser harusnya segera memutuskan tidak memakai artis tersebut dan pilih artis yang lain.
"Harus sampai kesana. Mohon maaf, lagipula Zaskia itu spesifikasinya nyanyi, ya sudah suruh nyanyi saja, kenapa disuruh yang lain. Nah tentu ini berujung jawaban yang tidak pantas dari dia, walaupun tanpa ada settingan," ujarnya.
Ditekankan dia, rapat memberikan arahan sebelum tayangan live itu sangat penting. Terutama menegaskan kepada artis agar berhati-hati saat berimprovisasi yang tidak perlu dan tidak pantas.
Kalau program yang tapping atau rekaman bisa diedit. Jadi ini berlaku semua program, kalau live bisa lebih berhati-hati, penuh persiapan dan screening yang matang.
Ke depan menurut dia, kesiapan dan screening saat acara live harus lebih ketat, ini terkait internal sensor. Karena KPI bukanlah lembaga sensor, dan saat program live kesigapan produser serta kru programlah yang harus diperhatikan. Sehingga acara live tidak keluar dari koridor aturan penyaran dan P3SPS dari KPI.