REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung Deni Nurdyana Hadimin membantah dianggap tak bisa mengelola sampah dengan baik. Deni mengatakan pihaknya telah melakukan banyak tindakan dalam pengelolaan sampah dan penanganan kebersihan.
Deni menyebutkan berbagai inovasi sudah dikembangkan. Penambahan personil petugas kebersihan juga sudah ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan menjaga kebersihan terutama sampah yang dibuang sembarangan.
"Pemkot Bandung telah banyak melakukan inovasi terkait dengan pengelolaan sampah dan penanganan kebersihan," kata Deny seperti disampaikan dalam keterangan persnya, Selasa (22/3).
Ia menyebutkan selama ini PD Kebersihan telah melakukan sejumlah program seperti Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan (PIPPK). Di mana setiap wilayah harus dilengkapi dengan dana kebersihan dan kendaraan pengangkut sampah.
Selain itu, ujar dia, diterjunkan pula Tim 'Jurig Cai' untuk menyusuri sampah di sungai. Termasuk sejumlah tim URC, patroli pengawas kebersihan kota yang berperan langsung di lapangan. "Tim-tim tersebut ditambah inovasi lainnya yang mencerminkan kolaborasi, inovasi dan desentralisasi di bidang kebersihan," ujarnya.
Ia menyebutkan tim PD Kebersihan saat ini beranggotakan 1600 orang ditambah tim kebersihan dan gorong gorong kewilayahan 1590 orang. Selain itu tahun ini juga akan ditambah tim limas dan gerebek sampah sekitar 1500 orang.
Membantah pernyataan BPLHD Jawa Barat, ia menolak disebutkan 35 persen sampah kota Bandung dibakar dan dibuang ke sungai. Menurutnya hal tersebut sangai tidak sesuai data dan fakta yang ada.
Volume sampah di Kota Bandung, kata dia, rata-rata 1.500 ton per hari. Jumlah ini dibuang ke TPA Sarimukti rata-rata 1.200 ton per hari dengan sisanya diangkut keesokan dini hari. Sebab TPA Sarimukti tidak buka 24 jam juga jaraknya yang jauh. Ditambah TPA ini juga digunakan oleh Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.