REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan memberikan orasi ilmiah dalam Sidang Terbuka Senat Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA) Wisuda Pasca Sarjana, Sarjana dan Diploma 2016, di Sasana Krida Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (23/3).
Dalam orasi bertema "Berkontribusilah dalam Membangun Indonesia Emas Abad 21", SBY mengatakan megatrend dunia saat ini yakni demography (jumlah penduduk), masyarakat digital digital society (masyarakat digital), urbanisasi serta globalisasi (ketergantungan antar negara). Selain itu isu-isu besar lain ialah perang asimetris dan suistanable development (green economy).
"Indonesia saat ini sedang dalam masa tranformasi menuju negara maju," katanya.
SBY berpesan kepada 817 wisudawan agar memiliki cita-cita dalam menjani kehidupan. Ketua Umum Partai Demokrat itu juga memberikan kiat-kiat untuk mencapai kesuksesan.
"Harus punya keberanian, harus mau bekerja keras dan berkeringat. Jaga idealisme, berpikir terbuka, adaptif pada perubahan, hormati perbedaan," ujarnya.
Industri, pendidikan, kesehatan dan hukum, menurutnya, merupakan bidang-bidang pekerjaan yang akan berkembang di Tanah Air. SBY berharap UIA dapat menjadi salah satu universitas Islam terbaik di Indonesia. Universitas yang mencetak mahasiswa-mahasiswa cerdas, kuat dan selalu menjadi bagian dari solusi.
Turut hadir dalam kesempatan itu di antaranya Ani Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono, sejumlah mantan menteri seperti M Nuh, Syarief Hasan, Roy Suryo dan Sudi Silalahi, Ketua Komisi X DPR Teuku Riefky Harsya dan Ketua Pusat Studi Betawi UIA Nachrowi Ramli.
Sementara Rektor UIA Tuty Alawiyah mengatakan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat diperlukan dalam menghadapi era globalisasi. Menurutnya, UIA juga telah menyisipkan langkah strategis di antaranya bergesernya filosofi dalam mengajar.
"Dari Teaching University menjadi Research University," ujarnya.
Ia menuturkan, UIA juga telah melakukan berbagai kerjasama dengan negara diberbagai benua Eropa, kawasan Timur Tengah, Asia, Amerika dan Australia. Hal itu terkait kerjasama untuk meningkatkan kualitas siswa dan pendidik.