Kamis 24 Mar 2016 13:24 WIB

Kerugian Akibat Kebakaran Pasar Ubud Masih Didata

kebakaran
Foto: sahabatalaqhsa
kebakaran

REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR -- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, Bali, I Wayan Suamba mengatakan, masih melakukan pendataan dan mengumpulkan data terhadap kerugian dari seluruh pedagang akibat kebakaran yang melanda Pasar Seni Ubud.

"Kami masih mengumpulkan data dan bekerja keras untuk menanggulangi akibat kebakaran yang menyebabkan perekonomian Pasar Ubud lumpuh," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, Bali, I Wayan Suamba di sela-sela upaya menanggulangi kebakaran, Kamis (24/3).

Ia mengaku tidak bisa berkomentar banyak, karena masih memfokuskan perhatian terhadap upaya penanggulangan yang menghanguskan sebagian besar kios pada bangunan berlantai dua itu.

"Kami masih membuat laporan sebatas musibah kebakaran saja, selebihnya masih menunggu hasil kajian ataupun penyelidikan dari aparat kepolisian," ujar I Wayan Suamba.

Pasar di perkampungan Seniman Ubud itu terbakar Kamis dinihari sekitar pukul 04.30 Wita, pertama kali kebakaran terjadi di Blok B. Kebakaran tersebut menganguskan 172 kios yang terdiri atas di lantai satu 88 kios dan di lantai dua 84 buah. Selain itu empat buah sepeda motor ikut terbakar, namun musibah tersebut tidak sampai merenggut korban jiwa.

Salah seorang saksi mata I Gusti Ngurah Kertha Yadnya (41), asal Banjar Taman Kelod, Ubud yang kala itu sebagai juru parkir mengatakan, awalnya kelihatan percikan api yang dengan cepat membesar hingga meludeskan bangunan pasar berlantai dua itu.

"Saya sempat memindahkan dua mobil milik pedagang janur dan buah sehingga terhidar dari kebakaran," ujarnya.

Api dengan cepat membesar menganguskan seluruh kios pasar seni Ubud, dan si jago merah akhirnya dapat dipadamkan petugas pemadam kebakaran Kabupaten Gianyar dengan dibantu mobil pemadam kebakaran dari Kota Denpasar, Badung, Klungkung dan Karangasem.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement