REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operasi perburuan kelompok teroris Santoso di wilayah Sulawesi Tengah membuat kelompok teroris yang tergabung dalam Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu tersudut. Polisi pun diminta mewaspadai adanya celah yang membuat anggota kelompok Santoso ini menyebar dari kepungan polisi.
Pengamat Terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian, Taufik Andrie mengatakan, situasi yang dirasakan kelompok Santoso saat ini semakin kompleks. Sebab, aparat keamanan terus mendesak dan mereka semakin terpojok secara geografis.
"Polisi dan TNI harus mengantisipasi adanya celah bagi kelompok Santoso untuk turun gunung dan menyebar dari kepungan," katanya kepada Republika.co.id, Selasa (29/3). Bila ini tidak diwaspadai, menurut dia, kelompok ini akan kembali menyulitkan Polisi dan TNI.
Taufik mengatakan, dalam ideologi kelompok Santoso tidak ada istilah menyerah. Mereka akan teus melawan hingga akhir.
Penangkapan dua anggota kelompok Santoso saat membeli makan menunjukkan kalau mereka terpojok. Kondisi ini ada dua kemungkinan, kelompok ini memang kehabisan amunisi atau kehabisan logistik.
Sebelumya, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti membenarkan bahwa ada perpecahan di internal kelompok jaringan teroris MIT. Kendati terpecah, jumlah kelompok yang dipimpin Santoso masih lebih banyak dibanding kelompok yang lain. Sehingga, aparat gabungan TNI-Polri dalam Operasi Tinombala masih gencar memburu Santoso cs.