REPUBLIKA.CO.ID, ATAMBUA -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono dinobatkan sebagai Ksatria Panglima Perang oleh Raja Malaka Dominikus Kloit Teiseran (Liurai XV) dan Raja Loro Lamaknein II saat tiba di Atambua ibu kota Kabupaten Belu, Kamis (31/3).
"Dengan dinobatkan sebagai Ksatria Perang oleh raja-raja di sini, maka lengkaplah sudah kewarganegaraan saya," katanya kepada wartawan saat tiba di Bandara AA Bere Tallo, Atambua.
Ia mengatakan penobatannya sebagai Ksatria Perang merupakan gelar pertama yang ia peroleh dari raja-raja di NTT khususnya oleh Raja Malaka dan Raja Loro Lamaknein II.
Jenderal berbintang empat tersebut mengaku kedatangannya untuk pertama kalinya ke NTT tersebut adalah untuk meninjau secara langsung kondisi prajurit serta keamanan di wilayah yang berbatasan langsung dengan Timor Leste tersebut.
"Kunjungan ini untuk mengikuti kebijakan Presiden Joko Widodo, yaitu membangun Indonesia melalui daerah pinggiran," ujarnya lagi.
Ia menambahkan, sebelum mengunjungi NTT, dirinya juga telah meninjau wilayah perbatasan lainnya dengan tujuan yang sama. Jenderal bintang empat tersebut tiba di Atambua menggunakan jenis helikopter Bell 412 didampingi oleh Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen Heri Wiranto dan sejumlah pejabat TNI lainnya.
Saat tiba KSAD Mulyono langsung disambut dengan prosesi adat Natoni oleh tetua-tetua adat serta para Raja, dan kemudian dikenakan pakaian adat sebagai bentuk penghormatan terhadap dirinya. KSAD dijadwalkan akan meninjau Markas Komando Satuan Tugas Pasukan Penjaga Perbatasan, dan akan meninjau pos perbatasan yang berada di Mota'ain.