Kamis 31 Mar 2016 18:38 WIB

Badan Restorasi Gambut Identifikasi 100 Desa

Rep: Sonia Fitri/ Red: Muhammad Hafil
Pekerja membuat sumur bor di sekitar lahan gambut di Palangka Raya, Kalteng, Kamis (29/10).
Foto: Antara/Saptono
Pekerja membuat sumur bor di sekitar lahan gambut di Palangka Raya, Kalteng, Kamis (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--Badan Restorasi Gambut (BRG) mulai bergerak pascadibentuk dua bulan lalu. BRG memulainya dengan memetakan daerah restorasi indikatif di empat Kabupaten target perdana restorasi yakni Kepulauan Meranti (Riau), Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin (Sumatra Selatan) dan Pulang Pisau (Kalimantan Tengah).

"Lokasi identifikasi terdiri dari 77 persen kawasan budidaya dan 23 persen kawasan lindung dengan luas total 834.491 hektare," kata Kepala BRG Nazir Foead dalam konferensi pers di Kantor Staf Presiden, Kamis (31/3). Identifikasi dikerjakan bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bappenas, Badan Informasi dan Geospasial (BIG), serta kalangan LSM. 

 Melengkapi struktur BRG, lanjut Nazier, telah dibentuk kelompok ahli yang terdiri dari 24 pakar dari berbagai latar belakang dan disiplin keilmuan. Tim Restorasi Gambut Daerah akan segera dibentuk di daerah-daerah prioritas kerja BRG. Untuk menajamkan program, pada awal April 2016 di Jambi akan diselenggarakan Rapat Koordinasi Teknis bersama kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah terkait. 

Terkait konstruksi restorasi, lanjut dia, BRG tengah merampungkan panduan dan prosedur operasional standar (POS) pembangunan infrastruktur pembasahan gambut melalui pembangunan sekat kanal. Dibuat pula persemaian atau  seedling nursery , penanaman di lahan gambut, dan pemasangan sumur pipa bor.