Sabtu 02 Apr 2016 07:46 WIB

Sopir Angkot Keluhkan Sistem Satu Arah di Kota Bogor

 Kemacetan kendaraan terlihat di Jalan Kapten Muslihat, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Kemacetan kendaraan terlihat di Jalan Kapten Muslihat, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hari pertama uji coba sistem satu arah (searah jarum jam) di seputar Kebun Raya Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat, dikeluhkan oleh sejumlah sopir angkutan kota.

Ketua Kelompok Kerja Subunit (KKSU) angkot trayek 01, Yadi mengatakan, sejumlah sopir angkotannya mengeluh karena pendapatan mereka menjadi berkurang sementara jarak tempuh yang mereka lalui karena SSA menjadi jauh.

"Biasanya supir 01 sudah dapat empat rit sejak pagi, karena ada SSA jadi cuma dua rit," kata Yadi.

Menurut dia, jika dihitung, pendapatan para sopir yang beroperasi dari pagi hari sekitar Rp 50.000-Rp 100.000 per rit, dengan sistem satu arah menjadi separuhnya. "Tidak hanya itu, sopir juga mengeluhkan pemerintah hanya mengawasi di seputar Kebun Raya saja, tetapi titik hambatan lainnya diabaikan," katanya.

Berdasarkan laporan para sopir, titik yang luput dari pantauan ada di Jalan Merdeka sampai Taman Topi. Kondisi ini menyebabkan kemacetan sehingga, trayek angkot 02, yang harusnya berbelok di PGB terpaksa didorong ke Simpang Mawar.

"Kemacetan juga terjadi dari Gedong Sawah sampai Tugu Kujang, angkot jadi tertahan," katanya.

Yadi mengatakan, karena minimnya pengawasan, angkot trayek 02 yang harusnya berbelok ke PGB malah digeser ke Simpang Mawar. Keluhan lain juga disampaikan para sopir yang beroperasi malam hari. Beberapa sopir ada yang lupa karena biasa melintas dari Mayor Oking ke Juanda bukan ke Gang Mekah. Tetapi justru ditilang oleh petugas.

Anehnya, lanjut Yadi, trayek 10 yang harusnya masuk ke Juanda, tapi malah masuk ke Gang Mekkah justru dibiarkan oleh petugas. Begitu juga trayek 02, yang harusnya masuk PGB tetapi malah ke Mawar terus ke Mayor Oking.

"Seharusnya di masa uji coba ini tidak ada tindakan dulu dari petugas. Walau hanya satu mobil saja yang ditilang buku KIR nya, tidak seharusnya petugas mengambil tindakan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement