REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan menyatakan, penangkapan Siyono merupakan hasil pengembangan dari penangkapan sembilan orang anggota organisasi Jamaah Islamiyah (JI) pada Mei 2014. Kemudian, dari penangkapan tersebut, tiga orang lainnya berhasil dibekuk yakni AW alias TG, BR, dan DN.
Anton mengklaim, berdasarkan keterangan tiga orang tersebut, diperoleh informasi bahwa Siyono adalah kepala staf Toliah Bintoniah. Yaitu tokoh inti yang menyimpan seluruh senjata gerakan JI untuk membangun laskar yang kuat sebelum membentuk Negara Islam Indonesia (NII).
Siyono juga disebut sebagai pengganti Jimmy (Panglima Neo JI) yang telah divonis 10 tahun pejara.
"Jadi sekarang seluruh senjata dikumpulkan di Siyono. Sebelumnya sudah disita puluhan senjata, puluhan granat, ribuan peluru, dan bahkan bunker senjata serta mesin pembuat senjata dari Jimmy itu," kata Anton di Mabes Polri, Selasa (5/4). (Polri Siap Hukum Densus 88 yang Sebabkan Kematian Siyono).
Tak hanya itu, menurut Anton, Siyono juga sangat erat kaitannya dengan kelompok teroris yang melancarkan aksi bom Bali I. Meski saat ini kelompok tersebut sudah tidak terdengar lagi, menurut Anton, sebenarnya organisasinya masih ada.
"Jadi ini kelompok merupakan struktur baru yang terkait dengan kelompok bom Bali dengan tersangka Dr Azahari dan Dulmatin. Kan organisasinya tidak mati," kata Anton.