REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kepolisian daerah Sumatera Selatan (Polda Sumsel) kembali menyita dan memusnahkan ribuan pucuk senjata api rakitan atau kerap disebut masyarakat Sumsel senjata api (senpi) kecepek.
Bertempat di halaman markas Polda Sumsel di jalan Jenderal Sudirman, Rabu (6/4), Kapolda Sumsel Irjen Pol Joko Prastowo memimpin pemusnahan 1.467 pucuk senjata api rakitan laras pendek dan laras panjang yang berhasil disita pada operasi senpi Musi 2016.
Senpi rakitan yang dimusnahkan tersebut berasal dari hasil sitaan seluruh polres di wilayah Polda Sumsel ditambah hasil sitaan Korem 044 Garuda Dempo sebanyak pucuk senpi rakitan. Senpi rakitan yang dimusnakan dengan cara dipotong tersebut terdiri dari 1.182 senpi rakitan laras panjang dan 285 laras pendek.
Senpi rakitan yang dimusnahkan tersebut di antaranya merupakan hasil sitaan yang dilakukan anggota Polda Sumsel sebanyak 209 pucuk senpi rakitan, oleh Detasemen 88 Anti Teror sebanyak 415 pucuk senpi rakitan, Polres Musi Banyuasin 13 pucuk senpi rakitan, Polres Banyuasin 30 pucuk senpi rakitan.
Lainnya dari Polres Lubuklinggau lima pucuk senpi rakitan, Polres Lahat 23 pucuk senpi rakitan, Polres OKU Timur 31 pucuk senpi rakitan, Polres OKI 58 pucuk senpi rakitan, Polres Prabumulih 30 pucuk senpi rakitan, sisanya 559 pucuk senpi rakitan hasil sitaan Polres lainnya di Sumsel.
Kapolda Sumsel Joko Prastowo dalam sambutannya mengatakan, “Jajaran Polda Sumsel sudah bekerja semaksimal mungkin untuk menumpas kejahatan yang ada di Sumatera Selatan. Senjata api rakitan ini berasal dari masyarakat yang sadar hukum dan hasil sitaan dari tangan para tersangka dan hasil operasi Senpira Musi 2016.”
Kapolda Joko Prastowo juga mengimbau bagi masyarakat yang mempunyai senjata api rakitan untuk menyerahkan senjata tersebut ke aparat, tidak akan ditangkap namun akan diberikan pembinaan.
Irjen Pol Joko Prastowo menjelaskan di Sumatera Selatan masih banyak pengrajin senjata api rakitan. Para pengrajin ini, kata dia, membuat senjata berdasarkan pesanan dari peluru yang dimiliki pemesan.
"Jadi saya minta bagian gudang handak (bahan peledak) jangan sampai kebobolan. Begitu pula dengan Kodam, saya sudah berkoordinasi dengan Pangdam untuk sama-sama menjaga gudang handak agar tidak kebobolan,” katanya.