Kamis 07 Apr 2016 15:40 WIB

Soal Reklamasi, Kuasa Hukum Nelayan: Ahok Tabrak UU

Rep: C18/ Red: Bayu Hermawan
 Kapal kayu melintas berlatar belakang pembangunan reklamasi pantai pulau G, Muara Baru Jakarta, Rabu (6/4).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Kapal kayu melintas berlatar belakang pembangunan reklamasi pantai pulau G, Muara Baru Jakarta, Rabu (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dinilai tak berhak mengesahkan peraturan terkait reklamasi Pantai Teluk Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja (Ahok) Purnama disebut telah melangkahi wewenang dan menabrak berbagai aturan perundang-undangan.

"Ini sudah kita sampaikan dalam gugatan ke PTUN soal penolakan reklamasi ini," kata kuasa hukum nelayan, Muhamad Isnur, di Jakarta, Kamis (6/4).

Sebelumnya, kebijakan reklamasi di Pantai Utara Jakarta ditolak oleh warga, khususnya nelayan di wilayah tersebut. Nelayan tradisional yang tergabung dalam Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) bersama Walhi dan komunitas nelayan lainnya menggugat kewenangan pemprov dalam mengeluarkan kebijakan tersebut.

Isnur menyebut, terkait reklamasi, Ahok sebenarnya sudah melebihi kewenangannya sebagai gubernur. Belum lagi, Isnur mengatakan, sejumlah aturan sudah Ahok tabrak dan abaikan.

"Ada berapa hal yang sudah dilangkahi termasuk di dalamnya UU dan dampak terhadap lingkungan," katanya.

Anggota LBH Jakarta ini mengungkapkan, Ahok sudah melangkahi UU tentang Lingkungan Hidup, UU Pesisir dan Pulau kecil serta, Perpres Nomor 28. Ia juga mengatakan, Ahok sudah melangkahi wewenang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Amdal juga belum selesai. Juga ada pelanggaran HAM karena banyak nelayan di sana," katanya menegaskan.

Sementara, Isnur mengaku bersyukur dengan ditahannya Presiden Direktur Agung Podomoro Land Ariesman Wijaya. Dia berharap, penangkapan itu menguak kebenaran kasus reklamasi pantai utara jakarta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement