Selasa 12 Apr 2016 09:45 WIB

Kepala BNPT Jalani Upacara Kenaikan Pangkat

Irjen Polisi Tito Karnavian mengikuti upacara pengucapan sumpah jabatan sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/3).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Irjen Polisi Tito Karnavian mengikuti upacara pengucapan sumpah jabatan sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol Tito Karnavian menjalani upacara kenaikan pangkat menjadi Komisaris Jenderal (Komjen) pada Selasa (12/4).

Dalam acara yang digelar di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta tersebut, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti bertindak sebagai inspektur upacara.

Selain Tito, dalam acara tersebut terdapat sejumlah perwira tinggi lainnya yang juga menjalani kenaikan pangkat diantaranya Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol Arman Depari, Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenkopolhukam Irjen Pol Carlo Brix Tewu, Kepala Densus 88 Antiteror Polri Brigjen Pol Eddy Hartono.

Selain itu, Widyaiswara Utama Sespim Polri Irjen Pol Daud Sihombing, Sahlijemen Kapolri Irjen Pol Herbert Parulian, Widyaiswara Utama Sespim Polri Irjen Pol Gatot Subiaktoro, Widyaiswara Utama Sespim Polri Irjen Pol Dolly Bambang Hermawan dan Direktur Tindak Pidana Pencucian Uang Deputi Bidang Pemberantasan BNN Brigjen Pol Rokhmad Sunanto.

Kenaikan pangkat pati Polri tersebut dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 13/Polri/Tahun 2016 Tanggal 23 Februari 2016 Tentang Kenaikan Pangkat Ke dan Dalam Golongan Perwira Tinggi Polri dan Keputusan Presiden RI Nomor 26/Polri/Tahun 2016 Tanggal 5 April 2016 Tentang Kenaikan Pangkat Ke dan Dalam Golongan Pati Polri.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement