REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menilai adanya permintaan supaya hadir di lokasi ketika penggusuran dilakukan adalah jebakan. Ia memilih menantang orang-orang yang memintanya datang untuk beradu tinju.

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, orang-orang yang sering memintanya hadir di lokasi penggusuran ingin supaya dirinya berada pada kondisi yang sulit. Sebab, jika ia berdiam diri ketika insiden pemukulan terjadi, ia akan babak belur. Sedangkan, jika ia melawan, dirinya akan dianggap menganiaya orang.

"Sekarang pas lagi penggusuran, dar-der-dor suruh aku datang? Kalau orang lempar gue, kalau gue diam, lu tulis Ahok berdarah-darah dipukul orang. Kalau gue balas pukul dia balik, nanti bilangnya Ahok menganiaya orang," katanya kepada wartawan, di gedung Balai Kota.

Sehingga, Ahok memilih menantang orang-orang yang sering memintanya turun ke lokasi penggusuran untuk duel satu lawan satu. Ia merasa cukup andal dalam pertarungan satu lawan satu secara resmi di atas ring.

"Ngajak gue duel naik ring saja. Gue enggak terlalu buruk juga gitu loh. Gue enggak terlalu buruk. Tapi, satu lawan satu ya," tantangnya.

Ahok menyebut sempat datang dalam beberapa kali kejadian penggusuran. Apalagi di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, ia mengatakan pernah datang dengan menggunakan perahu pada malam hari. Oleh karena itu, ia merasa tak perlu lagi datang ke lokasi penggusuran ketika proses eksekusi dilakukan.

Diketahui, Pemprov DKI tengah giat menertibkan permukiman ilegal yang berada di bantaran sungai atau lahan ruang terbuka hijau. Beberapa pihak meminta Ahok datang ke lokasi yang ditertibkan supaya bisa mendengar langsung keluhan warga.

Ikuti Whatsapp Channel Republika