Rabu 13 Apr 2016 17:12 WIB

Jabar Raih Goverment Award 2016 Bidang Pariwisata

Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Provinsi Jawa Barat (Jabar) kembali meraih 'Government Award' untuk ketiga kalinya di bidang pariwisata. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Irman Gusman kepada Wakil Gubernur JabarDeddy Mizwar, di Jakarta.

Wagub Jabar menyambut baik penghargaan itu sebagai motivasi untuk lebih mengembangkan serta memajukan dunia pariwisata di Jabar. Terlebih saat ini Jabar akan mempromosikan Ciletuh sebagai geopark dunia atau Global Geopark Network.

"Kami selaku Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyambut baik dan penghargaan ini bisa memotivasi sekaligus mendorong kita untuk lebih maju lagi dalam bidang wisata. Banyak sekali potensi wisata di Jawa Barat yang belum digarap secara maksimal," ujar Deddy Mizwar dalam siaran persnya, Rabu (13/4).

Government Award merupakan pemberian penghargaan bagi pemerintah daerah berprestasi dari tingkat kota, kabupaten, dan provinsi. Ada 17 kategori penyerahan yang diberikan atas apresiasi kepada pemerintah daerah dan lima apresiasi kepada kepala daerah inspiratif.

Kategori-kategori tersebut terdiri atas bidang pendidikan, infrastruktur, ekonomi kreatif, peduli lingkungan, investasi, layanan publik, pariwisata. Juga ada kategori pembangunan kependudukan, tata kelola pemerintahan, kreatifitas peningkatan PAD, ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi, UMKM & Koperasi, keterbukaan informasi publik, tata kelola/tata wilayah, dan budaya.

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil berharap, pemberian dan penerima award tersebut bisa menjadi contoh. "Diharapkan nanti bisa menjadi contoh ataupun model sehingga semakin banyak bupati atau wali kota yang berprestasi dan bapak/ibu akan menjadi warga yang terhormat di pandangan bangsa kita," kata Sofyan.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Irman Gusman mengatakan persaingan sehat serupa ini mencerminkan otonomi daerah sebagai hasil reformasi yang berhasil. "Kalau bisa kompetitif, baru otonomi dianggap berhasil. Daya saing bangsa tergantung daya saing daerah," kata Irman usai acara.

Menurut dia, era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) memunculkan persaingan daerah-daerah di Indonesia dengan negara bagian di Asia Tenggara. Irman mengimbau para kepala daerah untuk kreatif dalam menghadapi persaingan tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement