REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Pemerintah Kota Bengkulu menyiapkan hewan predator nyamuk Aedes aegypti demi mencegah penularan wabah demam berdarah dengue.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Herwan Antoni mengatakan ada dua pilihan hewan predator yang akan dibagikan ke masyarakat. "Yang pertama ikan cupang atau dengan nama latin ikan betta," kata dia, Kamis (14/4).
Ikan tersebut merupakan predator alami yang memangsa jentik nyamuk. Ikan tersebut bisa dipelihara masyarakat di dalam tempat penyimpanan air. "Kita melihat ini cukup efektif dan masyarakat tidak perlu repot memberi makan atau memeliharanya, cukup dilepaskan di dalam bak penampungan air," katanya.
Selain itu, pilihan kedua hewan predator nyamuk penular DBD, yakni berupa nyamuk predator. Namun untuk predator jenis ini masih harus diteliti lebih lanjut, apakan ada efek negatif dengan melepaskan nyamuk tersebut di Kota Bengkulu.
"Teknologi itu sedang dikembangkan Batan. Kita akan bekerja sama dengan mereka jika menyiapkan program nyamuk predator," katanya.
Pemerintah Kota Bengkulu serius menekan angka DBD, setelah Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue yang terjadi pada triwulan pertama 2016. Herwan mengatakan, KLB DBD menjadikan pengalaman penting bagi Bengkulu agar selalu waspada terhadap wabah itu.
"Selain nyamuk predator kita juga membentuk satuan tugas juru pemantau jentik nyamuk, hasil pantauan mereka dapat dimanfaatkan untuk memetakan daerah rawan," ujarnya.
Baca: Asyik Memancing, Pria Tewas Tertimpa Pohon