REPUBLIKA.CO.ID,QUITO -- Setidaknya 28 jiwa tewas di Ekuador ketika gempa bumi dengan kekuatan 7,8 skala richter (SR) terjadi di lepas pantai Pasifik negara itu, Sabtu (16/4) malam. Gempa juga menyebabkan kerusakan besar di dekat pusat gempa serta di kota terbesar Guayaquil.
Pemerintah setempat merekomendasikan penduduk meninggalkan daerah pesisir karena kekhawatiran air yang pasang setelah gempa. Para warga yang khawatir kemudian berhamburan ke jalan-jalan di ibu kota Quito, dan kota-kota lainnya di seluruh wilayah negara ini.
"Berdasarkan informasi awal, ada 16 orang tewas di Kota Portoviejo, 10 di Manta, dan dua di provinsi Guayas. Kami terus menerima informasi,’’ ujar Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas dalam pidato televisi seperti dikutip, Ahad (17/4).
Institut Geofisika Ekuador melaporkan kerusakan besar terjadi di daerah pusat gempa dan di Guayaquil. Namun, institut ini tidak memberikan keterangan lebih lanjut. Dilaporkan gempa terjadi sekitar pukul 20.00 waktu setempat pada kedalaman 20 kilometer (12,4 mil). Gambar media sosial menunjukkan sebuah jembatan rubuh di Guayaquil dan sebuah menara runtuh di bandara di kota Manta.
"Saya berada di rumah dan menonton film, kemudian segala sesuatu mulai bergetar. Saya berlari keluar ke jalan dan sekarang saya tidak tahu apa yang akan terjadi,’’ kata warga Lorena Cazares (36 tahun).
Akibat gempa, wilayah ibu kota tanpa dialiri listrik atau layanan telepon. Banyak masyarakat berkomunikasi hanya melalui aplikasi Whatsapp. Foto di media sosial menunjukkan retakan di dinding pusat perbelanjaan. Pemerintah ibu kota Ekuador mengaku, belum ada laporan korban jiwa di wilayahnya.
Pusat peringatan Tsunami Pasifik mengatakan, gelombang tsunami mencapai 0,3-1 meter di atas permukaan air pasang yang mungkin terjadi bagi beberapa daerah pesisir Ekuador. Negara sekitar yaitu Peru mengeluarkan peringatan tsunami di utara negara itu setelah gempa terjadi.