Rabu 20 Apr 2016 17:16 WIB

Hampir 2.000 Eks Gafatar Tersebar di Jateng

Eks Gafatar memeriksakan kesehatan Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (BPSBR) Dinas Sosial Jabar, Kota Cimahi, Kota Bandung, Rabu (3/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Eks Gafatar memeriksakan kesehatan Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (BPSBR) Dinas Sosial Jabar, Kota Cimahi, Kota Bandung, Rabu (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah mencatat ada 1.896 mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal provinsi ini telah dipulangkan ke tempat asalnya yang tersebar di berbagai daerah. "Seluruh eks-Gafatar sudah dipulangkan, termasuk yang sempat ditampung di Asrama Haji Donohudan Boyolali," kata Asisten Bidang Intelijen Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah Yacob Hendrik usai rapat koordinasi tim pengawas aliran kepercayaan masyarakat di Semarang, Rabu (20/4).

Atas keberadaan para mantan anggota Gafatar tersebut, kata dia, upaya penanganan telah diatur dalam Surat Keputusan Bersama antara Jaksa Agung, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama. Menurut dia, seluruh pemangku kepentingan dilibatkan dalam upaya menyelesaikan permasalahan Gafatar tersebut. Ia menyebutkan sejumlah pihak yang terkait dengan masalah tersebut antara lain Kementerian Agama, kepolisian dan TNI, Majelis Ulama Indonesia, termasuk pemerintah daerah setempat.

Berkaitan dengan pembinaan dan pengawasan terhadap mantan anggota Gafatar serta simpatisannya, dia mengatakan  akan dibentuk tim hingga tingkat desa. Ia menyebut pendampingan dan pembinaan tidak hanya berkaitan dengan keyakinan, namun juga aspek sosial kemasyarakatannya. "Dalam SKB tersebut dijelaskan tentang tugas pemda berkaitan dengan penanganan masalah kesejahteraan mereka," katanya.

Sementara Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah Sulijati menambahkan kendala terbesar dalam mengatasi permalasahan Gafatar ini berkaitan dengan mengubah keyakinan. Menurut dia, Kementerian Agama menjadi ujung tombak untuk melakukan pembinaan berkaitan dengan keyakinan mantan Gafatar tersebut. "Mereka ini orang-orang pintar. Pendekatan untuk melurusakan keyakinan harus dilakukan secara personal, pelan-pelan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement