Selasa 26 Apr 2016 03:53 WIB

Tangerang Uji Coba Rekayasa Lalu Lintas di Rawa Bokor

Rep: C35/ Red: Yudha Manggala P Putra
Jalan utama Bandara Soekarno-Hatta didutup. Pengendara dilaihkan ke Jalan Perimeter.
Foto: Antara
Jalan utama Bandara Soekarno-Hatta didutup. Pengendara dilaihkan ke Jalan Perimeter.

REPUBLIKA.CO.ID TANGERANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang bekerjasama dengan PT. Angkasa Pura II berencana untuk melakukan uji coba penerapan rekayasa lalu lintas di Jalan Perimeter Selatan dan Utara.

Itu menyusul rencana penambahan kapasitas Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) dengan dibangunnya terminal 3 Ultimate yang diperkirakan berkontribusi meningkatkan kemacetan khususnya di kawasan Rawa Bokor.

"Rencananya kita akan melakukan uji coba penataan lalu lintas tiga, yaitu di titik kemacetan di Rawa Bokor, sambil menunggu jembatan akan ada rekayasa perubahan jalur lalu lintas dan pembatasan truk. Nanti dibatasi dari jam 16.00 WIB sampai jam 20.00 WIB dilarang melintas, kemudian dari bandara ke Tangerang selain lewat Perimeter Utara nanti bisa lewat Perimeter Selatan lewat kargo ke karantina," tutur Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah, dalam Rapat Koordinasi (rakor) Manajemen Lalu Lintas di Wilayah Bandara dan Sekitarnya di Ruang Rapat Wali Kota, Senin (25/4).

Rapat juga dihadiri Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Kapolsek Benda Kompol M. Amar, Kasat Lantas Polres Bandara Kompol S. Salim Margie dan juga perwakilan Kementerian Perhubungan RI membahas beberapa hal terkait dengan penanganan kemacetan di Bandara dan Rawa Bokor.

Antara lain terkait rekayasa lalu lintas di Rawa Bokor dengan menutup akses dari Bandara ke Rawa Bokor untuk selanjutnya dialihkan ke jalan pergudangan kargo, dan juga penerapan contra flow ke arah Bandara dari Rawa Bokor.

Arief juga menyampaikan dengan adanya Terminal 3 ultimate tersebut tentu perlu pelebaran jalan di kawasan Rawa Bokor. Sehingga dia menyarankan kepada PT Angkasa Pura II untuk segera melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk membahas pembebasan lahan yang diperlukan.

Dia juga meminta, kalau bisa penyelesaiannya dapat dilakukan dalam waktu satu bulan. Mengingat saat ini sudah mendekati momen lebaran yang diperkirakan akan semakin padat nantinya.

“Kita sadar bahwa bandara itu objek vital nasional, tapi kami termasuk PT Angkasa Pura II mempunyai keterbatasan, kita menginginkan ada solusi yang permanen. Kita butuh dukungan pusat untuk menyelesaikan persoalan ini, termasuk dari sisi aturannya," ujarnya.

Senada dengan Arief, Zaki  juga menyampaikan harapannya agar Pemerintah Pusat bisa lebih proaktif dalam menyelesaikan persoalan lalu lintas di wilayah Bandara Internasional Soetta yang menjadi pintu gerbang Indonesia.

"Kalau kabupaten Tangerang kan kepentingannya di Perimeter Utara karena traffic-nya sangat luar biasa terutama kendaraan yang keluar masuk dari pergudangan. Perlu juga disosialisaikan nanti batas (kapan) mereka bisa keluar atau tidak," tuturnya.

Zaki berharap setidaknya hasil percobaan tersebut bisa menyelesaikan persoalan kemacetan di dalam bandara. Kemudian untuk selanjutnya baru dibahas lebih lanjut mengenai akses dari Kamal, Rawa Bokor dan dari Dadap yang menurut dia penting untuk diperhatikan.

Selain itu, akses utilitas jalan juga perlu dibicarakan lebih konkret terutama dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).

Karena kalau tidak ada perluasan di salah satu ruas

tersebut menurut dia nantinya tinggal menunggu waktu saja, untuk melihat kemacetan yang lebih parah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement