Rabu 27 Apr 2016 13:48 WIB

Jabar Menuju Predikat ‘Provinsi Domba’

Ir. Dody Firman, Kepala Dinas Peternakan Jabar
Foto: Sandy Ferdiana/Republika
Ir. Dody Firman, Kepala Dinas Peternakan Jabar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dalam waktu dekat, identitas Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan semakin terukir. Kali ini dari sektor peternakan yang akan memperkuat identitas Provinsi Jabar. Melalui pengembangan budi daya domba, Provinsi Jabar diproyeksikan menjadi ‘Provinsi Domba’ di Tanah Air.

Belum lama ini, berlangsung pertemuan antara Gubernur Jabar dan Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI). Hasilnya, tidak lain untuk menguatkan rencana penobatan Provinsi Jabar sebagai Provinsi Domba.

Secara populasi, jumlah domba di Provinsi Jabar cukup memadai untuk menduduki peringkat terbanyak di Tanah Air. Data akhir 2015 dari Dinas Peternakan Provinsi Jabar, menunjukkan, populasi domba di Jabar di atas empat juta ekor.

Tantangan yang kini dihadapi Jabar dalam meraih predikat ‘Provinsi Domba’, yakni lebih pada pola hidup masyarakat dan peternak domba. Tidak dipungkiri, jika saat ini sebagian masyarakat masih mengkhawatirkan ancaman kolestrol di balik daging domba.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jabar Ir Dody Firman Nugraha mengatakan, sebenarnya kandungan kolestrol pada daging domba relatif rendah. Asalkan, tutur dia, cara penyajian dan usia domba yang dipotongnya sesuai dengan ketentuan yang layak.

‘’Usia domba yang layak dipotong dan mengandung rendah kolestrol, yakni di bawah satu tahun,’’ ujar Dody di kantornya, belum lama ini. Selain itu, pihaknya menganjurkan tidak memasak daging domba dengan bumbu santan.

Masih banyak cara memasak daging domba agar kandungan kolestrolnya bisa ditekan. Jika beberapa kiat memasak daing domba itu diikuti secara akurat, maka dipastikan daging domba yang dikonsumsi akan membawa kenikmatan dan kesehatan bagi tubuh.

Tantangan lain dalam merealisasikan predikat ‘Provinsi Domba’, yakni pola budi daya domba. Dia mengungkapkan, selama ini mayoritas peternak domba hanya menjadikan Idul Adha sebagai ajang jualan. Karena pola bisnis itulah, maka di luar musim Idul Adha, para peternak menjual domba betina untuk kebutuhan konsumsi.

Seharusnya, imbuh dia, domba betina tidak boleh dihabiskan. Sebab, dalam pengembangan populasi domba yang lebih diutamakan yakni domba betina. Tahun ini, pihaknya akan mengajak para peternak untuk mengembangkan budi daya domba dari hulu hingga hilir.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement