REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Museum Negeri Nusa Tenggara Timur Yusuf Molo mengakui bahwa minat masyarakat daerah ini untuk berkunjung ke museum, sampai sejauh ini masih sangat rendah.
"Jumlah pengunjung ke Museum Negeri NTT pada tahun 2015 hanya 7.478 orang, jauh masih lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat kita untuk berkunjung ke museum masih sangat rendah," katanya saat ditemui di Museum Negeri NTT di Kupang, Kamis (28/4).
Ia mengatakan jumlah pengunjung tertinggi tahun lalu justru dari kalangan anak-anak PAUD, disusul siswa SD, masyarakat umum, siswa SMP, dan wisatawan asing.
"Angka pengunjung itu masih di bawah standar. Sebenarnya mencapai sepuluh ribu orang saja sudah cukup baik," katanya dan menambahkan dari segi koleksi, isi museum yang dimiliki saat ini sudah lebih baik dari kebanyakan museum lain di Indonesia.
"Saat ini lebih dari tujuh ribu koleksi yang ada di museum kita, mencakup berbagai unsur kebudayaan dari semua unsur etnis yang menyebar di berbagai kabupaten yang ada di NTT," katanya.
Anton Babo (30), salah seorang pengunjung yang juga guru pada SMA Nusa Cendana International Plus School (NCIPS) Kupang mengakui bahwa isi koleksi di Museum Negeri NTT sudah cukup banyak dan lengkap.
"Sebelumnya saya tidak tahu seperti apa ikan paus dan penangkapannya, tapi ketika melihat tulang ikan paus dan gambar-gambar di museum ini, saya jadi takjub dengan ukurannya yang begitu besar," katanya.
Ia mengatakan bahwa kunjungan pertamanya ke museum bersama rombongan sebagai momentum yang baik untuk menambah pengetahuan tentang unsur-unsur sejarah dan kebudayaan dari berbagai daerah di NTT.
Mantan Kepala Museum Negeri NTT Leonardus Nahak (55) mengatakan meskipun kualitas koleksi sudah baik, persoalan sumber daya manusia yang mengelola koleksi tersebut masih perlu ditingkatkan.
"Memang, selain persoalan minat pengunjung terlebih generasi muda yang masih minim, sumber daya kita juga perlu ditingkatkan," katanya.
Untuk peningkatan jumlah pengunjung, lanjutnya, perlu dilakukan upaya promosi dan pengadaan kegiatan-kegiatan kreatif seperti pameran etnis yang pernah diselenggarakan di museum satu-satunya di NTT ini.