REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan buruh dinilai mulai mengalami kenaikan kelas. Pengamat Perburuhan Dodi Mantra mengatakan sebelumnya pergerakan buruh masih menyuarakan isu-isu yang relatif normatif. Seperti kenaikan upah dan pengurangan jam kerja.
Namun beberapa tahun terakhir perjuangan buruh mulai membangun kekuatan politik. "Pada tahun 2014 kawan-kawan buruh sudah mulai membangun politik alternatif,"katanya saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (30/4).
Dodi mengatakan buruh mulai memperjuangkan suara mereka lewat politik seperti yang terjadi di Bekasi. Beberapa anggota serikat buruh berhasil menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Bekasi.
Walaupun, kata Dodi, para anggota serikat masuk ke dalam partai yang sudah ada keberhasilan tersebut harus diapresiasi. Karena artinya, tambah Dodi, buruh mulai memahami pentingnya menyuarakan aspirasi mereka dalam mengawasi regulasi.
Dodo menambahkan kesadaran ini mulai tumbuh di buruh-buruh sejak pemilihan legilatif 2014. "Kalau kita flashback pada tahun 2014 muncul kawan-kawan buruh dalam konteks perjuangan partai politik, yang mencoba membangun kekuatan alternatif,"katanya.
Dodi mengatakan saat ini pergerakan buruh belum membangun kekuatan ekonomi. Jika buruh mau membangun kekuatan ekonomi, tambahnya, dengan prinsip ekonomi kolektif buruh dapat mengumpulkan dana yang sangat besar. Dana tersebut dapat dikumpulkan dari iuran buruh ke serikat atau federasi buruh.