REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Sebagai salah satu organisasi massa terbesar di Tanah Air, Nadlatul Ulama (NU) dinilai harus mampu mendorong agar kader-kadernya ikut bertarung dalam ajang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.
“Masa dari jutaan kader NU tidak ada yang masuk dalam bursa Pilkada, ini kan memprihantinkan,” ujar Direktur Eksekutif Pusat Analisis dan Kajian Publik (PUSTAKA Institute), Rahmat Sholeh di Jakarta, Selasa (3/5).
Hingga kini beberapa nama yang disebut-sebut akan meramaikan Pilgub DKI Jakarta 2017 diantaranya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, Djarot Syaiful Hdayat, Adhyaksa Dault, dan Letjen TNI (Purn) Syafri Syamsudin. Di antara sederet nama tersebut tidak ada tokoh NU di dalamnya. “Jangan sampai NU kekurangan stok untuk calon pemimpin DKI Jakarta,” kata dia.
Rahmat menyebut NU jangan malah mendukung orang lain yang justru tidak loyal kepada NU sendiri. Menurut dia, tidak ada salahnya jika kader NU ikut terjun dalam Pilgub kali ini, misalnya saja mantan Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) DKI Jakarta Tubagus Robby Budiansyah ikut meramaikan bursa pemilihan ini. Robby dinilai figur cerdas serta sukses saat memimipin PWNU DKI.
“Ketika menjadi ketua PWNU DKI, dia mampu membawa NU yang bermanfaat bagi Jakarta. Robby memiliki loyalitas, kapabilitas, integritas dan akhlak yang sangat penting dimiliki oleh bakal calon (balon) dari NU," kata Rahmat .
Jika Robby ikut pemilihan ini, dia menjelaskan, maka akan bisa mengobati pertarungan Pilgub DKI Jakarta yang sepi dari tokoh NU. Padahal, menurut dia banyak kader NU memiliki potensi dan gagasan dalam membangun ibu kota negara.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement