Jumat 06 May 2016 17:01 WIB

Soal Iuran Rp 1 Miliar dari Caketum, Bamsoet: Prihatin dan Menyedihkan

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Bilal Ramadhan
Bambang Soesatyo
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Bambang Soesatyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu anggota tim sukses Ade Komarudin, Bambang Soesatyo, mengungkapkan, pihaknya sudah menyetorkan uang pendaftaran atau mahar sebesar satu miliar rupiah.

Meski awalnya keberatan dengan kebijakan tersebut, tim sukses bakal calon ketua umum Partai Golkar, Ade Komarudin akhirnya 'terpaksa' mengikuti kebijakan panitia penyelenggara Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar tersebut.

Menurut Bamsoet, panggilan akrab Bambang, sebenarnya pihaknya keberatan dengan iuran satu miliar rupiah yang dibebankan kepada caketum sebagai bagian dari syarat pendaftaran.

Terlebih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sempat menganjurkan agar segala bentuk uang mahar atau pendaftaran bagi caketum ditiadakan atau dihilangkan.

''Namun, jujur kami 'terpaksa' mengikuti permintaan panitia agar dana satu miliar rupiah disetor paling telat hari ini dengan batas waktu jam 12 siang. Jika tidak setor, maka akan dicoret dan dianggap menggundurkan diri. Prihatin dan menyedihkan memang,'' kata Bamsoet, yang juga menjabat sebagai Bendahara Umum Partai Golkar, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (6/5).

Lebih lanjut, Bamsoet menyesalkan kebijakan setoran satu miliar rupiah terhadap setiap calon ketua umum. Bamsoet pun menyebut, kebijakan ini baru pertama kali terjadi di sepanjang sejarah partai-partai di Indonesia, termasuk Partai Golkar.

"Saya tidak bisa membayangkan jika hal itu nanti menjalar ke tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga tingkat desa,'' tutur Ketua Komisi III DPR RI tersebut.

Menurut Bamsoet, sebagai salah satu partai tertua di Indonesia, yang masih berdiri hingga saat ini, Partai Golkar seharusnya memberikan contoh pembelajaran politik yang baik terhadap partai lain. Jangan malah memberikan contoh yang kurang baik lewat kebijakan ini.

"Seharusnya Golkar sebagai partai tertua memberikan contoh pembelajaran politik yang baik. Bukan sebaliknya,'' ujar Bamsoet.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement