REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menilai, kasus YY (14), pelajar SMP yang diperkosa dan dibunuh oleh 14 orang merupakan bukti alert systems atau sistem peringatan bangsa tidak berjalan dengan baik.
"Setiap gejala dalam masyarakat yang ganjil, pemerkosaan dan lain-lain, adalah alert systems pada satu bangsa bahwa ada yang tak beres dalam sistem sosial kita," kata dia saat ditemui di Kompleks Parlemen Jakarta beberapa waktu lalu.
Selain itu, ia menyebut, buruknya sistem peringatan bangsa juga dipengaruhi oleh tumbuhnya berbagai penyakit masyarakat. Fahri menjabarkan, salah satunya seperti pengaruh obat-obatan dan minuman keras.
Sehingga, ia mengatakan, pemerintah harus bisa membaca alert systems sebelum sebuah permasalah terjadi di masyarakat. Pemerintah, kata dia, tidak boleh bereaksi on the spot atau saat terjadi permasalahan saja, tetapi lihat gambar makronya juga. "Tetapi, atmosfer harus diciptakan pemerintah supaya kejadian tersebut tidak terulang kembali," ujarnya.
Ia menegaskan, pemerintah harus menangani perkara kasus YY sebagai persoalan hukum dan sosial. Ia meminta, keluarga YY harus mendapat keadilan yang maksimal. Kendati, sebagian pelaku pemerkosa dan pembunuh masih berstatus di bawah umur.
"Harus dituntut secara seadil-adilnya. Itu kan/ mekanisme resmi yang menghadapi setiap pelanggaran pidana seperti itu. Tetapi saya bicara juga supaya anomali dari setiap kasus sosial seperti ini harus kita baca," tuturnya.
Baca juga, Polisi: Pemerkosa Yuyun Pantas Dihukum Berat.