REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Puluhan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Pekanbaru dalam Aliansi Komisariat Seluruh Indonesia menyampaikan enam tuntutan untuk Wakil Ketua KPK Saut Situmorang yang mengaitkan korupsi pejabat dengan alumni HMI.
Dalam unjuk rasa damai di depan Markas Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Senin (9/5) siang, koordinator aksi, Wirianto Aswir mengecam penyataan Saut Situmorang telah mencederai HMI serta memalukan warga Sumatra Utara."Kita di sini mendukung pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK. Tapi pernyataan Saut sebagai salah satu pimpinan KPK mencederai hati dan marwah kami, HMI," kata Aswir.
Untuk itu, ia mengecam keras dan mengutuk pernyataan kebencian Saut terhadap HMI. Dia lantas menuntut agar Saut Situmorang menarik penyataanya serta meminta melalui media massa lima hari berturut-turut.
Selain itu, mereka mendesak agar Dewan Penasihat, Komite Etik, dan Komisi III DPR RI meninjau kembali kelayakan dan integritas Saut Situmorang sebagai pimpinan KPK. Aswir menilai masih banyak sosok antikorupsi dan bertekad memberantas korupsi di negeri ini yang layak menggantikannya.
Selanjutnya, massa menyatakan mendukung penuh Polri dan Kejaksaan untuk memproses Saut Situmorang secara hukum. Wirianto mengancam jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi, maka HMI Pekanbaru akan kembali menggalang massa yang lebih banyak untuk melakukan aksi serupa.
"Instruksi dari PB HMI, kita akan terus memantau tuntutan kami ini. Jika tidak terpenuhi, maka kami akan menggalang gelombang massa lebih banyak," ujarnya.
Ia membantah aksi itu sebagai upaya untuk melemahkan KPK. "Tidak ada unsur sedikitpun melemahkan KPK. Hanya kebetulan yang menyebutkan penyataan itu adalah unsur pimpinan KPK yang merupakan pejabat publik dan sengaja menyinggung HMI," ujarnya.
Sebelumnya Saut mengaitkan peserta Latihan Kader (LK) I HMI dengan korupsi pejabat dan kejahatan orang-orang cerdas."Saat itu, mereka orang-orang cerdas ketika mahasiswa, kalau di HMI minimal LK I, tetapi ketika menjadi pejabat mereka korup dan sangat jahat," kata Saut di salah satu stasiun televisi swasta