REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi mengakui tidak ada operasi militer dalam pembebasan empat WNI sandera Abu Sayyaf. Walaupun, sejak awal TNI telah menyiapkan operasi militer dengan perlengkapan yang sudah disiagakan di kawasan sekitar Tarakan.
"Tidak ada. Tapi dari awal operasi militer disiapkan, menunggu komunikasi negara, presiden memerintahkan menterinya dan panglima TNI," kata dia kepada wartawan di Pangkalan Militer Halim Perdanakusuma, Jumat (13/5).
Sebagai ketua tim penyelamatan empat sandera, Edy mengatakan pihaknya sebagai pelaksana hanya diperintahkan ambil para sandera. "Ambil ya ambil, perintahkan amankan saya amankan. Soal proses di Abu Sayyaf itu urusan intelejen," ujar dia.
Pangkostrad pun mengakui operasi yang dilakukan akhirnya hanyalah pengambilan dan pengamanan ke empat sandera bukan pembebasan dari pihak penyandera Abu Sayyaf. Penjemputan pun dilakukan di Laut, karena kondisinya memang di laut.
Dan kalau harus ke Manila sangat sulit. Pilihan yang paling gampang hanya masuk ke perairan, dijemput langsung oleh TNI dengan kapal KRI Surabaya dan KRI Ajak.