Ahad 15 May 2016 10:46 WIB

Caketum Golkar Desak Pemilihan Dilakukan Secara Tertutup

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bilal Ramadhan
Bakal Calon Ketua Umum DPP Partai Golkar Mahyudin pada acara sosialisasi Munaslub  di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (2/5).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Bakal Calon Ketua Umum DPP Partai Golkar Mahyudin pada acara sosialisasi Munaslub di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (2/5). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Munaslub Partai Golkar mulai memanas. Hal itu disebabkan oleh adanya indikasi sejumlah pihak yang ingin memaksakan pemilihan calon ketua umum dilakukan secara terbuka. Namun, para caketum ramai-ramai menolak langkah tersebut.

''Cuma, masalahnya saya dengar desas-desus ada pihak yang ingin memaksakan pencalonan secara terbuka,'' kata calon ketua umum nomor urut 4 Mahyudin, di Nusa Dua, Bali, Ahad (15/5).

Menurutnya, dalam aturan tertulis yang tertera dalam AD/ART, pemilihan dilakukan secara tertutup. ''Ini kan ada yang mau main-main. Kalau main-main nanti Munaslub bermasalah, sehingga berpotensi untuk memunculkan konflik baru. Makanya wajib tertutup,'' jelasnya.

Calon ketua umum nomor urut 8 Syahrul Yasin Limpo, juga menolak pemilihan dilakukan secara terbuka. Apalagi, sudah ada aturan yang meminta pemilihan dilakukan secara tertutup. Meski proses pengesahan tata tertib Munaslub ada di dalam munas, tapi ia menilai mekanisme itu sudah baku pada semua proses demokrasi.

''Kan aturannya memang tertutup, kok diacak-acak lagi. Nanti bisa menimbulkan kecurigaan. Saya tidak setuju, harus tertutup. Saya yakin semua juga akan menolak,'' ucap Syahrul.

Begitu juga caketum lainnya Airlangga Hartarto, proses pemilihan dalam demokrasi itu berlangsung secara tertutup dalam Konvensi internasional. Sebab, jika pemilihan dilakukan secara terbuka, artinya mereka tidak mengacu pada asas demokrasi.

''Jadi itu harus tertutup, kalau tidak nanti sulit berjalan secara adil,'' ujarnya.

Seperti diketahui, pada Sabtu (14/5), terjadi ketegangan oleh Komisi A Munaslub yang membahas Tatib. Terjadi perdebatan dalam pembahasan penentuan mekanisme pemilihan apakah terbuka atau tertutup.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement