REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad menilai Indonesia dapat menjadi pusat keuangan syariah global atau Makkah keuangan Islam global.
"Indonesia, tidak diragukan lagi, memiliki potensi besar lebih mengembangkan industri keuangan Islam. Bahkan lebih jauh, sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi Makkah keuangan Islam global," ujar Muliaman di sela acara 41st Annual Meeting Islamic Development Bank Group di Jakarta Convention Center, Senin (16/5).
Muliaman menjelaskan, keuangan Islam telah menarik perhatian global dalam beberapa tahun terakhir. Pihaknya juga telah menyaksikan perkembangan pesat pasar keuangan syariah, baik dari segi ukuran aset dan produk keuangan yang ditawarkan.
Menurut Global Report Islamic Finance 2015, total aset Islam di seluruh dunia meningkat secara substansial, dari sekitar Rp 150 miliar di 1990-an, menjadi sekitar Rp 2 triliun saat ini.
Meskipun pertumbuhan yang cepat, masih ada banyak ruang untuk industri keuangan Islam global tumbuh. Ke depan, kata Muliaman, berdasarkan tingkat pertumbuhan saat ini, industri ini diperkirakan mengumpulkan aset 6,5 triliun dolar AS pada 2020.
"Di sisi domestik, juga memuaskan untuk belajar Indonesia berada di peringkat ketujuh dari 45 negara yang disurvei dalam konteks Islam Keuangan Negara Index (IFCI) untuk 2015. Dengan demikian, Indonesia, tidak diragukan lagi, memiliki potensi besar untuk lebih mengembangkan industri keuangan Islam," katanya.