Selasa 17 May 2016 12:40 WIB

KMP: Kami tidak Merasa Kehilangan Golkar

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Esthi Maharani
Ketua Umum terpilih Partai Golkar Setya Novanto (kanan) mendapat ucapan selamat dari Mantan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (kiri), dan pesaingnya Ade Komarudin usai proses pemilihan Ketua Umum dalam Munas Luar Biasa (Munaslub) di Nusa Dua, Bali, Selasa
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Umum terpilih Partai Golkar Setya Novanto (kanan) mendapat ucapan selamat dari Mantan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (kiri), dan pesaingnya Ade Komarudin usai proses pemilihan Ketua Umum dalam Munas Luar Biasa (Munaslub) di Nusa Dua, Bali, Selasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar telah menyatakan akan bergabung dengan pemerintah. Sikap ini tidak mengagetkan bagi Koalisi Merah Putih (KMP). Meski begitu, KMP akan tetap berkomunikasi dengan Golkar.

"Pada pidatonya, Pak ARB (Aburizal Bakrie) mengatakan silaturahmi dengan KMP tetap berjalan," kata Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (17/5).

(Baca juga: Golkar Keluar dari Koalisi Merah Putih)

Menurut dia, tidak ada hal baru soal ini. KMP berulang kali menegaskan juga akan mendukung pemerintah selama kebijakan yang dibuatnya baik untuk rakyat. Namun apabila kebijakan pemerintah tidak baik, maka KMP tidak segan-segan mengkritiknya.

"Kami menghargai sikap politik Golkar. Tidak merasa kehilangan. Ini satu dinamika politik yang biasa," kata dia.

Gerindra sendiri tidak merasa kesepian usai ditinggalkan Golkar. Gerindra, kata Fadli, tetap merasa ramai karena ada rakyat yang mendukungnya. Kondisi ini juga yang membuka peluang bagi Gerindra untuk memenangkan Pemilihan Presiden 2019.

Saat ditanya tentang manuver Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan di Munaslub Golkar, Fadli merasa itu bukan masalah. Pasalnya kapasitas Luhut dalam ajang itu sebagai kader Golkar. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla pun tidak keberatan akan hal itu.

"Sah-sah saja selama tidak mengganggu tugasnya sebagai menteri," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement