Selasa 17 May 2016 18:10 WIB
Munaslub Golkar

Ical Minta Golkar dalam Satu Kepemimpinan

Rep: Agus Raharjo/ Red: Angga Indrawan
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (kanan), menerima bendera Golkar dari Ketua Sidang Nurdin Halid usai Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golongan Karya di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5). (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (kanan), menerima bendera Golkar dari Ketua Sidang Nurdin Halid usai Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golongan Karya di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) dipercaya menjadi Ketua Dewan Pembina oleh Ketua Umum Golkar yang baru, Setya Novanto. Dewan Pembina partai Golkar merupakan satu dari tiga struktur baru yang dibentuk dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Bali.

Dewan Pembina memiliki beberapa tugas tertentu yang dapat memutuskan kebijakan strategis. Namun, Ical membantah dirinya akan menjelma menjadi matahari kembar dalam kepemimpinan Novanto.

“Pak Novanto percayalah, saya tidak akan menjadi matahari kembar,” tutur Ical saat penutupan Munaslub Golkar, Selasa (17/5).

Ical mengatakan, dalam satu partai tidak boleh ada dua kepemimpinan yang sama. Dia mengibaratkan dunia ini kalau memiliki matahari kembar maka akan terpecah, hal itu juga dapat terjadi di Golkar, kalau memiliki dua pimpinan partai, maka diprediksi partai tak akan solid. Ical mengaku tugasnya sebagai Ketua Dewan Pembina, akan berada di belakang layar, tidak akan ikut tampil seperti Ketua Umum Golkar, Setya Novanto.

“Tugas sebagai ketua dewan pembina akan berada di belakang layar,” tegas dia.

Ical mengajak seluruh kader Golkar untuk bersatu mendukung kepengurusan yang disusun oleh Setya Novanto nanti. Pascagelaran Munaslub, pihaknya meyakini masih ada yang tidak puas atas terpilihnya Setya Novanto, namun hal itu tidak harus membuat Golkar tidak bisa bersatu. Banyak agenda politik kedepan yang harus diselesaikan. Salah satunya adalah pemilihan kepala daerah serentak awal tahun 2017.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement