REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Drg Susi Setiawaty mengatakan, dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) rumah sakit swasta mulai meningkatkan sumber daya manusianya.
"Terutama kompetensi SDM yang ditingkatkan. Kompetensi yang ditingkatkan bukan hanya kompetensi dokternya saja, namun perawat dan bidan juga," katanya, Rabu (18/5).
Peningkatan SDM dilakukan dengan cara pelatihan yang berkelanjutan. "Dokter, perawat, bidan diberi berbagai pelatihan untuk meningkatkan SDM mereka."
Selama ini di rumah sakit swasta dokternya part time. Namun karena Indonesia sudah diberlakukan MEA maka rumah sakit swasta harus memiliki dokter full time.
"Makanya rumah sakit swasta ingin menyekolahkan dokter spesialisnya. Kami ingin diberi kemudahan oleh pemerintah untuk menyekolahkan dokter-dokter kami," ujar Susi.
Ini perlu dilakukan agar rumah sakit swasta memiki dokter full time. Selama ini dokter-dokter dari rumah sakit pemerintah yang selalu diutamakan untuk disekolahkan.
Padahal, terang Susi, rumah sakit swasta jumlahnya lebih banyak dari pada rumah sakit pemerintah. Dari 2.600 rumah sakit, sebanyak 1.600 itu rumah sakit swasta.
"Makanya agar rumah sakit swasta berkembang harus ada dokter full time yang kerja di rumah sakit swasta. Selama ini dokter kami, pagi-pagi praktek di rumah sakit pemerintah, baru sore praktek di rumah sakit swasta," katanya.
Sudah saatnya rumah sakit swasta punya dokter full time yang praktek dari pagi sampai sore. Bukan hanya dokter part time.