REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan, pesawat EgyptAir MS804 kemungkinan mengalami kecelakaan, Kamis (19/5). Dalam konferensi pers di Paris, Hollande mengatakan, semua informasi yang telah dikumpulkan mengindikasikan demikian.
"Informasi yang sudah kita kumpulkan, dari menteri, anggota pemerintahan, dan otoritas Mesir, mengonfirmasi, dengan sedih, bahwa pesawat kecelakaan. Ia hilang," kata Hollande seperti dikutip BBC. Menurut dia, belum ada hipotesis penyebab kecelakaan.
Kantor kejaksaan Paris secara resmi membuka penyelidikan atas kasus ini. Kantor kejaksaan juga mengatakan belum mengantongi hipotesis hilangnya pesawat Airbus tersebut sejak lepas landas dari bandara Paris, Charles de Gaulle.
Sebanyak 15 warga negara Prancis berada dalam pesawat. Keluarga tampak sudah berdatangan dan ditempatkan di dalam Hotel Mercure di dekat Bandara Charles de Gaulle. Mereka menunggu perkembangan pesawat.
Hollande mengatakan, otoritas akan melakukan apa pun untuk menetapkan lokasi pesawat jatuh dan menemukan puingnya. "Kita punya tugas untuk mengetahui semuanya tentang apa yang terjadi," kata dia.
Baca juga, Pejabat Mesir: Pesawat Egypt Air Jatuh di Laut Mediterania.
Koresponden BBC, Frank Gardner mengatakan ada kecurigaan ini adalah aksi terorisme. Menurut dia, tidak ada panggilan darurat dari pilot yang mengindikasikan demikian. "Sesuatu yang tiba-tiba dan kacau terjadi sehingga kru tidak punya waktu melakukannya," kata dia.
Menurut dia, pesawat tidak tiba-tiba jatuh dari langit. Ia menduga mungkin pesawat ditembak jatuh atau ada bom di atas pesawat.