Selasa 24 May 2016 08:19 WIB

Dangdut 'Kewer-Kewer' Suarakan Kritik Libertaria pada Pemerintah

Rep: C34/ Red: Indira Rezkisari
Cuplikan video klip dari album Kewer-Kewer yang dibawakan kelompok musik Libertaria.
Foto: dok Youtube
Cuplikan video klip dari album Kewer-Kewer yang dibawakan kelompok musik Libertaria.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duo elektronika asal Yogyakarta, Libertaria, merilis album baru yang menyuarakan banyak permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia. Grup yang terdiri dari musikus hip hop Marzuki Mohamad (Kill the DJ) dan Balance itu menamai albumnya dengan judul Kewer-Kewer.

"Kewer-kewer dalam kamus bahasa Jawa itu artinya situasi di mana tidak bisa lagi mengontrol diri sendiri, tidak bisa berdiri tegak, sempoyongan. Terserah kalau mau diterjemahkan macam-macam lagi," kata Marzuki, salah satu personel.

Pria kelahiran Klaten, 21 Februari 1975 itu menyebutkan, ada pesan dan keresahan yang disampaikan Libertaria dalam setiap teks pada lagu-lagu tersebut. Mulai dari pesan keberagaman sampai ketidakbecusan negara, disuarakan Libertaria lewat lirik sederhana yang mudah dimengerti.

Selain itu, Libertaria juga bereksperimen menggabungkan musik dangdut dan electronic dance music (EDM) menjadi genre baru bernama post dangdut electronika. Marzuki menginformasikan, dangdut dipilih karena Libertaria ingin berkomunikasi dengan masyarakat paling bawah melalui genre dangdut yang sangat Indonesia.

Sebanyak 10 lagu dalam album Kewer-Kewer bisa diunduh gratis pada laman libertaria.id. Daftar lagu tersebut adalah "Kewer-Kewer", "Rakyat bergoyang", "Interupsi", "Teruslah Bekerja", "Mari Mari", "Orang Miskin Dilarang Mabok", "Jalur Pantura", "Citra Itu Mahal", "DNA", dan "Nyalakan Api".

Dalam proses pembuatan album, Marzuki dan Balance memproduseri musik yang dipresentasikan oleh sejumlah musikus lain. Mereka berkolaborasi dengan Glenn Fredly, Heruwa 'Shaggydog', Farid Stevy 'FSTVLST', Paksi Raras, Molimo Choir, Brodod, hingga penyanyi organ tunggal Riris Arista.

"Sebelumnya tidak ada rencana melibatkan mereka, tapi semua berlangsung natural. Yang pasti kami butuh orang lain menyanyikan semua komposisi ini," kata Marzuki yang juga merupakan pendiri dari Jogja Hip Hop Foundation (JHF).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement