REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam di Indonesia seperti lupa posisi zakat sebagai rukun Islam. Pasalnya, tingkat kesadaran masyarakat membayar zakat masih rendah sampai harus dibangkitkan kembali.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Bambang Sudibyo menyayangkan kesadaran masyarakat Indonesia yang belum tinggi untuk menunaikan kewajiban zakat. Bahkan, ia merasa zakat jadi salah satu rukun Islam yang paling sering diabaikan atau terabaikan, oleh umat Islam di Indonesia itu sendiri.
"Kita bisa lihat, zakat jadi rukun Islam yang banyak diabaikan, paling sering terabaikan," kata Bambang kepada Republika.co.id di Jakarta, Rabu (25/5).
Bambang mengaku heran dengan rendahnya kesadaran masyarakat akan zakat, lantaran umat cukup peduli dengan rukun Islam lain, bahkan yang berbiaya tinggi seperti haji. Padahal, lanjut Bambang, perintah shalat saja selalu diiringi dengan perintah zakat, yang seharusnya juga ditaati umat Islam sebagai bukti ketaqwaan.
Bambang mengajak masyarakat Indonesia tidak malu menyontoh pola zakat yang diterapkan Malaysia, dan benar-benar menerapkan kewajiban zakat bagi setiap Muslim. Namun, ia memaklumi zakat dapat berjalan lancar di sana, mengingat Malaysia merupakan negara Islam sedangkan zakat di Indonesia wajib dari sisi rukun Islam saja.
Meski begitu, Bambang meyakini semangat membayar zakat masyarakat Indonesia dapat dibangkitkan lagi, melihat kemampuan masyarakat membayar zakat yang meningkat. Bambang berharap semangat masyarakat membayar zakat dapat stabil, sehingga tidak sekadar tinggi saat terjadi bencana alam saja.