Kamis 26 May 2016 12:52 WIB

Ahok Akui Sudah Lama Diterpa Black Campaign

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Esthi Maharani
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta baru akan diselenggarakan pada Februari 2017. Namun Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui isu-isu negatif tentang dirinya sudah mulai bermunculan, meski tak konsisten.

Ahok mengungkapkan munculnya isu-isu negatif atau black campaign sudah lama dirasakan. Tetapi menurutnya hal itu sudah biasa dan tak berpengaruh apa pun. Hanya saja, ia mengaku heran karena isu yang menerpanya tidak konsisten.

"Bisa aja sih, bisa aja. Isu menjelang Pilkada kan banyak, banyak yang bilang kok. Makanya konsistensi isu juga membingungkan, saya gak gitu mau denger, biarin aja," katanya kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (26/5).

Ia pun mencontohkan sempat ada isu yang mengatakan warga yang memilihnya hanya golongan menengah ke atas. Bahkan hanya orang-orang keturunan Tionghoa yang akan memilihnya.

"Terus yang non muslim yang kelas bawah mah gak mau pilih. Eh ternyata isu SARA mental, diketawain orang, orang Jakarta mah main SARA diketawain nih," kenangnya.

Selanjutnya isu ini berubah ketika ada isu yang mengatakan warga yang memilihnya hanya  menengah ke atas karena ada rencana mau menghapuskan pajak bumi bangunan (PBB). Bahkan ia sempat dianggap membela pengembang hingga disebut sebagai Gubernur Podomoro.

"Terus sekarang nuduh saya belain pengembang. Satu pihak menuduh saya kongkalikong sama pengembang. Bilang Ahok itu barter dengan pengembang, Gubernurnya Podomoro lagi. Eh dibilang lagi Konglomerat pada marah nih pengembang sama lu ni Hok. Lu palikan tanda kutip ini. Lalu mau dengar isu yang mana nih coba?" ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement