REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta membatalkan rencana merevitalisasi Pasar Kadipolo pada tahun ini. Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Pemkot Surakarta Subagiyo mengatakan pembatalan revitalisasi Pasar Kadipolo ini terganjal persoalan teknis dan juga kesiapan pelaksanaan yang belum matang.
"Ya karena ada perubahan, maka DAK Rp500 juta untuk Pasar Kadipolo tidak kami laksanakan dulu," kata Subagiyo, Senin (30/5).
Dia mengatakan DPP merencanakan revitalisasi pasar baru dikerjakan pada tahun depan. Dengan pembatalan tersebut, katanya, anggaran yang telah dipersiapkan dari dana alokasi khusus (DAK) Rp500 juta yang telah diterima juga dikembalikan lagi ke Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Subagiyo mengakui syarat pemanfaatan dana dari Kemendag tergolong ketat. Dana tidak diperbolehkan digunakan untuk rehabilitasi pasar, melainkan digunakan merevitalisasi pasar tradisional. Ia mengatakan syarat lainnya, spesifikasi pasar harus menjual kebutuhan bahan pokok.
"Di luar syarat itu, dana tidak diperkenankan untuk digunakan. DAK harus diwujudkan dalam perbaikan bangunan. Tidak bisa dipecah-pecah," katanya.
Dikatakan sesuai konsep perencanaan, revitalisasi Pasar Kadipolo difokuskan untuk los daging. Konsepnya, dibangun zona khusus daging yang terpisah dan tertutup sehingga tidak menimbulkan bau menyengat di area pasar. Zona khusus itu memerlukan sistem drainase yang cukup lengkap.
Menurut Subagiyo, pedagang daging harus bisa mengakses air bersih secara mudah. Selain itu lapak yang digunakan pedagang harus terbuat dari logam agar mudah dibersihkan.