Jumat 03 Jun 2016 18:48 WIB

Harga Daging Sapi dan Ayam di Yogya Bertahan Tinggi

Rep: Yulianingsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Daging sapi (ilustrasi)
Daging sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Harga daging sapi dan daging ayam di pasar tradisional di Yogyakarta menjelang ramadhan tetap bertahan tinggi. Harga daging ayam di Pasar Giiwangan Yogyakarta tetap Rp 33 ribu per kilogram setelah naik beberapa hari lalu dari Rp 31 ribu per kilogram. Harga daging sapi juga tetap tinggi mencapai Rp 110 rbu per kilogram sejak dua pekan lalu.

"Tetap belum turun sejak minggu kemarin," kata Martini (34) pedagang daging ayam di Pasar Giwangan. Hal yang sama juga diakui Sugiyanti (39) pedagang daging sapi di pasar tersebut. Menurutnya harga daging sapi tidak mengalami penurunan. "Naik lagi malah bisa," katanya, Jumat (3/6).

Harga telor ayam juga tetap tinggi yaitu Rp 22 ribu per kilogram sejak sepekan terakhir. Padahal harga sebelumnya hanya Rp 19 ribu per klogram.

Sementara itu petugas pemantau Harga Pasar Pemerintah Diserindagkotan Kota Yogyakarta Sumarno mengatakan, harga daging sapi di Yogyakarta stabil tinggi sejak sepekan lalu.

"Daging sapi kualitas terbawah dijual dengan harga Rp 105 rbu per kilogram, kualitas sedang dijual dengan harga Rp 110 ribu per kilogram dan daging kualitas bagus dijual dengan harga Rp 116 ribu per kilogramnya," ujarnya.

Sementara itu menurutnya harga  semua jenis beras juga mengalami kenaikan meskipun hanya sedikit. Rata-rata mengalami kenaikan Rp 100 per kilogram.

Terpisah, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti meminta masyarakat untuk tidak memiliki pola pikir berbelanja banyak saat Ramadan, tetapi berbelanja sesuai kebutuhan saja. "Pola pikir tersebut justru akan mendongkrak kenaikan harga karena permintaan tiba-tiba meningkat," katanya.

Sedangkan mengenai harga daging sapi, Haryadi menyebut bahwa Kota Yogyakarta tidak memiliki kekuatan dari sisi pasokan sehingga harus mengikuti harga yang sudah ditetapkan oleh daerah pemasok.

Oleh karena itu, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menjaga ketersediaan barang sekaligus meminta masyarakat untuk tidak melakukan pembelian melebihi kebutuhan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement