REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legenda tinju dunia, Muhammad Ali, meninggal dunia pada Jumat (4/6) malam di Kota Phoenix, Arizona, Amerika Serikat.
Tidak hanya pencinta olahraga adu jotos saja yang kehilangan sosoknya, seluruh lapisan masyarakat dunia turut berduka. Jenazah Muhammad Ali akan dimakamkan di tanah kelahirannya di Louisville, Kentucky.
Juru bicara keluarga, Bob Gunnell, mengumumkan bahwa upaca pemakaman direncanakan akan dilakukan pada hari Sabtu, sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Gunnell mengaku sangat terharu dengan banyaknya tokoh dunia yang turut mengucapkan belasungkawa.
"Muhammad akan dimakamkan di Louisville," kata Bob Gunnell, juru bicara keluarga, pada Wave, Sabtu (4/6).
Ali menghadap Sang Pencipta pada usia 74 tahun. Dia meninggal dikelilingi oleh orang-orang tercintanya, di sebuah rumah sakit di area Phoenix, sekitar jam 9, Jumat malam. Petinju legendaris ini meninggal pada usia 74 tahun setelah berjuang melawan penyakit Parkinson selama 32 tahun.
Tak hanya dikenal sebagai petinju hebat, Ali juga tercatat sebagai sosok pejuang dan aktivis hak-hak sipil yang mencakup isu soal ras dan kebangsaan. Saat ditanya bagaimana ia ingin dikenang, begini jawaban Ali:
"Sebagai seorang yang tidak pernah habis terjual rakyatnya. Tapi jika itu berlebihan, maka hanya seorang petinju yang baik. Saya bahkan tidak akan keberatan jika anda tidak menyebutkan seberapa indah saya," demikian pernyataan yang pernah dilontarkan Ali, dilansir dari BBC, Sabtu (4/6).