Selasa 14 Jun 2016 21:34 WIB

Daging Oplosan Ditemukan di Kabupaten Malang

Pedagang daging sapi (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pedagang daging sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tim razia atau Operasi Gabungan (Opsgab) Pemkab Malang bersama sejumlah instansi terkait telah menemukan adanya daging oplosan yang dijual di pasar swalayan setempat, Selasa (14/6).

Tim operasi gabungan Pemkab Malang bersama sejumlah instansi itu menemukan daging oplosan di Superindo Singosari, yakni daging segar yang dicampur dengan daging yang mulai menghitam, lalu daging campuran itu dikemas dan disimpan di lemari pendingin.

"Jika dibiarkan, kasihan pembeli yang tidak tahu, apalagi jika ada yang buta warna, tidak bisa membedakan warna daging segar dan daging yang sudah mulai menghitam," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Kadisperindagsar) Kabupaten Malang, Jawa Timur Helijanti Koentari.

Di sela operasi atau inspeksi mendadak terhadap makanan, minuman, dan obat-obatan itu, ia mengatakan selama bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran 2016 telah dilakukan razia di Pasar swalayan Superindo di Kecamatan Singosari.

Operasi tim gabungan itu terdiri dari Disperindagsar, Dinas Kesehatan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian (BKP3) Satpol PP, Polres Malang, Humas Pemkab Malang, dan Bagian Perekonomian pemkab setempat.

Helijanti mengatakan daging oplosan yang ditemukan di Superindo itu merupakan ulah oknum alias staf pasar swalayan yang nakal. Namun, walaupun ulah oknum karyawan, tetap harus ada pengawasan yang ketat dari pihak pasar swalayan.

Selain daging oplosan, tim juga menemukan obat-obatan, mulai dari minyak kayu putih, vitamin penambah nafsu makan dan multivitamin dengan kemasan yang sudah cacat alias terbuka.

"Saya pastikan akan menindak tegas pengusaha pasar swalayan atau pedagang yang menjual makanan dan minuman tidak sesuai standar kesehatan dan kemananan pangan. Kami beri peringatan terlebih dulu, jika tetap membandel, baru ada sanksi tegas," ujarnya.

Ia mengemukakan setiap tahun pasar swalayan Superindo tersebut menjadi lokasi inspeksi mendadak atau operasi, namun selalu saja ditemukan bahan makanan yang tidak sesuai keamanan pangan.

"Selalu seperti itu. Dulu sayuran yang dijual mengandung pestisida cukup tinggi, sekarang sudah tidak, tapi justru dagingnya bermasalah. Nanti akan ada staf dari Dinkes melakukan peninjauan lagi. Jika saran kami tidak diindahkan, pasti kami tindak tegas," tuturnya.

Helijanti mengakui razia ini untuk memastikan makanan dan minuman yang dijual selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri benar-benar aman. Jadi tidak dalam kondisi keadaluwarsa, sebab makanan dan minuman kedaluwarsa bisa membahayakan jiwa konsumen.

Menurut dia, inspeksi mendadak akan dilakukan di 10 titik di 10 kecamatan. Tujuannya untuk memeriksa keamanan makanan yang dipasarkan oleh penjual. Dan untuk memastikan tidak ada makanan dan minuman yang berbahaya beredar di masyarakat.

Sementara itu, Store Manager Superindo, Faisal Sahroni menjelaskan daging yang menghitam itu ada beberapa faktor penyebabnya, salah satunya, ketika mengemas daging dalam kondisi segar tapi masih memiliki darah sisa pemotongan, sehingga darah itu mempengaruhi warna daging dan menjadi hitam.

"Saran akan kami lakukan, alhamdulillah tadi tidak ada makanan kedaluwarsa. Untuk kemasan yang cacat itu biasanya konsumen yang ingin tahu membuka kemasannya sehingga terkesan cacat kemasan," urainya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement