Senin 20 Jun 2016 16:14 WIB

Sistem Ganjil-Genap Efektif 27 Juli

Rep: C39/ Red: Indira Rezkisari
Suasana lalu lintas di Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (31/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Suasana lalu lintas di Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mengatasi kemacetan di sejumlah ruas jalan di DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberlakukan sistem ganjil-genap. Sistem tersebut rencananya akan diberlakukan setelah Idul Fitri.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono membenarkan bahwa peraturan ganjil-genap diterapkan setelah Lebaran. "Betul, ya, beberapa waktu yang lalu Bapak Dirlantas memang sudah mengikuti FGD yang diselenggaakan Pemprov DKI," kata Awi kepada wartawan, di Polda Metro Jaya, Senin (20/6).

Awi mengatakan, berdasarkan hasil kajian forum discussion group (FGD) tersebut, pemerintah berencana menerapkan sistem tersebut pada tanggal 27 Juli 2017. "Memang rencana akan diterapkan untuk penggunaan pelat nomor ganjil-genap itu sekitar 27 Juli setelah Lebaran," jelas Awi.

Awi menjelaskan, sebenarnya pada intinya sistem ganjil-genap merupakan pengganti sistem 3 in 1. Jadi, kata dia, dari segi waktunya dan kawasannya nantinya akan sama dengan sistem 3 in 1.

"Karena memang dari kajian-kajian terkait dengan pembangunan dan penerapan MRT memang mungkin 2018 baru bisa diselenggarakan, sehingga selama dua tahun ini kalau tidak mengambil langkah demikian, tentu kemacetan akan terjadi di mana-mana," ucap dia.

Awi menambahkan, Polda Metro Jaya akan mendukung setiap kebijakan yang diputuskan Pemprov DKI Jakarta. Namun, kata dia, sistem tersebut akan disosialisasikan terlebih dahulu. "Apa pun keputusan pemerintah daerah DKI tentunya kita juga akan mengamankan dan tentu melakukan penegakan hukum," ucap dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement