Senin 27 Jun 2016 19:38 WIB

Menkes: Vaksin Impor yang Sering Dipalsukan

Rep: C36/ Red: Bayu Hermawan
Menkes Nila F Moeleok
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menkes Nila F Moeleok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes), Nila Djuwita F Moeloek mengatakan produk vaksin palsu yang kini beredar diduga merupakan tiruan produk vaksin impor. Dugaan tersebut berdasarkan keterangan tersangka pemalsu vaksin dan penelusuran produsen vaksin resmi, PT Bio Farma.

"Pada dasarnya, ada dua jenis vaksin yang beredar. Pertama, delapan vaksin pokok yang diberikan oleh pemerintah. Kedua, vaksin yang diimpor dari luar negeri atas permintaan sebagian kalangan masyarakat," ujarnya di Gedung DPR, Senin (27/6).

Vaksin golongan pertama, lanjut dia, diperoleh dari PT Bio Farma selaku produsen vaksin resmi nasional. Distribusinya langsung diberikan kepada Dinas Kesehatan provinsi, kota dan kabupaten.

Vaksin golongan kedua diimpor dari luar negeri dan hanya digunakan atas permintaan masyarakat menengah ke atas. Nila mencontohkan,  impor vaksin influenza dan varichela yang banyak diminta masyarakat.

Vaksin impor, tutur Nila, harganya lebih mahal jika dibandingkan dengan vaksin produk vaksin pokok. Persoalan harga inilah yang diduga menjadi celah untuk pemalsuan vaksin.

"Berdasarkan keterangan PT Bio Farma ada indikasi seperti itu. PT Biofarma sendiri melayani pembelian vaksin oleh pemerintah dan pihak swasta," katanya.

Terpisah, Direktur Pemasaran PT Bio Farma, Mahendra Suhardono, membenarkan adanya dua golongan vaksin yang beredar di Indonesia.

Vaksin pokok yang digunakan untuk program imunisasi seperti campak, tetanus, hepatitis diakuinya memiliki harga jauh lebih murah dari vaksin impor.

Sebagai perbandingan, harga vaksin wajib pemerintah berkisar di bawah satu dolar. Sementara itu, harga vaksin impor berada pada kisaran ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

"Sebenarnya, berdasarkan pengakuan tersangka yang kami himpun dari Bareskrim Polri, tidak ada produk Bio Farma yang dipalsukan. Tersangka mengaku hanya menggunakannya sebagai oplosan produk vaksin impor yang harganya mahal," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement