Rabu 29 Jun 2016 16:08 WIB

Pemimpin Eropa Gelar Pertemuan tanpa Cameron

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Belgia Charles Michel (tengah belakang) berbicara dengan Presiden Prancis Francois Hollande (kiri) dan PM Luxembourg Xavier Bettel (kanan) dalam KTT Uni Eropa di Brussels, Rabu, 29 Juni 2016. Tampak Kanselir Jerman Angela Merkel memakai pak
Foto: Pascal Rossignol, Pool Photo via AP
Perdana Menteri Belgia Charles Michel (tengah belakang) berbicara dengan Presiden Prancis Francois Hollande (kiri) dan PM Luxembourg Xavier Bettel (kanan) dalam KTT Uni Eropa di Brussels, Rabu, 29 Juni 2016. Tampak Kanselir Jerman Angela Merkel memakai pak

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Para pemimpin Uni Eropa menggelar pertemuan puncak hari kedua di Brussels tanpa kehadiran perwakilan Inggris. Pertemuan digelar setelah para pemimpin Uni Eropa bertemu dengan Perdana Menteri Inggis David Cameron.

BBC News melaporkan, Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak Uni Eropa menghormati hasil referendum Inggris. Tapi ia dan para pemimpin lainnya juga menuntut Inggris segera mengatur rencana meninggalkan blok tersebut.

Mereka bersikeras tak akan ada negosiasi sebelum Inggris menotifikasi Pasal 50 Perjanjian Lisbon, yang akan memicu pembicaraan terkait keluarnya Inggris.

Pertemuan pada Selasa (28/6) di Brussels merupakan KTT terakhir Uni Eropa yang dihadiri Cameron. Setelahnya 27 pemimpin lainnya akan berkumpul membahas masa depan tanpa kehadiran Inggris. Ini pertama kalinya selama lebih dari 40 tahun.

Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan Inggris tak memiliki waktu lama untuk 'bermeditasi' sebelum mengaktifkan Pasal 50.

"Jika seseorang dari kampanye anti-Brexit yang menjadi perdana menteri, ini harus dilakukan dalam dua pekan setelah pengangkatannya. Jika perdana menteri Inggris berikutnya dari kampanye pro-Brexit maka harus dilakukan sehari setelah pengangkatannya," kata Juncker.

Pada Selasa, Cameron mengatakan sebagian Uni Eropa ingin hubungan yang dekat dengan Inggris setelah British Exit atau Brexit. Ia mengatakan diskusi dengan para pemimpin Uni Eropa berlangsung tenang, konstruktif dan bertujuan.

Cameron mengatakan ada 'penghormatan' universal atas keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa meski di sana terselip nada sedih dan penyesalan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement