REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Satu pesawat tempur Suriah jatuh di sebelah timurlaut Damaskus pada Jumat (1/7), dan para pemberontak menangkap serta membunuh pilotnya, kata sumber-sumber pejuang dan militer. Media negara Suriah melaporkan pesawat itu jatuh karena mengalami gangguan teknis dan pilotnya telah melontarkan diri.
Kelompok pejuang Jaish al-Islam menyatakan pihaknya telah menembak jatuh pesawat itu, tetapi tidak mengatakan bagaimana. Sumber militer menuding Jaish al-Islam membunuh pilot itu setelah ia dengan parasutnya mendarat di sebuah kawasan yang dikuasai kelompok itu. "Kejahatan keji ini dilakukan oleh apa yang disebut teroris Jaish al-Islam tak akan terampuni," kata sumber tersebut.
Jaish al-Islam menyatakan pilot itu dibunuh oleh seorang pejuang dari Front Nusra yang terkait dengan Alqaidah sementara ditahan di sebuah pusat komando bersama. Sebelumnya Jaish al-Islam mengatakan ia akan diserahkan kepada mereka karena kelompok itu telah menembak jatuh pesawatnya.
Jaish al-Islam, yang menguasai kawasan di pinggiran bagian timur dan timurlaut Damaskus, ibu kota Suriah, telah menyebarkan sebuah foto yang katanya menunjukkan pilot itu. "Kami meminta Front Nusra dan Ahrar al-Sham untuk mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan apa yang terjadi dan juga menyerukan mereka menyerahkan jasad pilot itu," demikian sebuah pernyataan Jaish al-Islam. Ahrar al-Sham adalah kelompok pejuang besar lainnya.
Para pejuang menembak jatuh sedikitnya dua pesawat tempur awal tahun ini. Pemerintah Suriah menyatakan salah satu di antara keduanya telah terkena sebuah perluru kendali anti pesawat, tetapi para pejuang menyatakan mereka telah menggunakan senjata-senjata anti pesawat.
Para pemberontak dukungan asing telah lama menuntut rudal anti pesawat untuk membantu mereka bertempur melawan serangan-serangan udara pasukan Suriah dan Rusia. Rusia merupakan sekutu utama Presiden Suriah Bashar al-Assad dan pemasok senjata dalam perang saudara itu, yang sekarang telah berlangsung selama enam tahun.